Nama: Muhammad Ulinnajah
NIM: 20624061
Kelas: Etika Profesi Keguruan-A
PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi digital dalam dunia pendidikan
telah membawa perubahan signifikan terhadap cara guru mengajar dan siswa
belajar. Kehadiran platform pembelajaran daring, aplikasi interaktif, dan
sumber belajar multimedia membuat proses pembelajaran menjadi lebih dinamis,
fleksibel, dan beragam. Dalam momentum Hari Guru Nasional 2025, refleksi
mengenai peran guru menjadi semakin penting karena guru kini tidak hanya
dituntut menguasai kompetensi pedagogik, tetapi juga literasi digital.
Perubahan ini menegaskan bahwa teknologi tidak akan pernah mampu menggantikan
esensi seorang guru, seperti empati, sentuhan moral, dan kemampuan membaca
kebutuhan emosional siswa. Namun, teknologi dapat menjadi mitra strategis bagi
guru untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Hari Guru Nasional
tahun ini seharusnya menjadi pengingat bahwa kolaborasi guru dan teknologi
merupakan landasan penting dalam mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih
adaptif dan relevan dengan tuntutan zaman. Dengan memadukan keahlian pedagogis
guru dan kemampuan teknologi memberikan akses cepat terhadap informasi,
pembelajaran berkualitas dapat diwujudkan secara lebih efektif dan bermakna.
ISI
Kolaborasi antara guru dan teknologi merupakan hubungan yang saling
melengkapi, bukan saling menggantikan. Teknologi berfungsi sebagai alat bantu
yang memperkaya metode mengajar, sementara guru tetap menjadi pusat pengendali
proses pembelajaran. Salah satu manfaat utama kolaborasi ini adalah kemampuan
teknologi memperkuat peran guru sebagai fasilitator. Dalam era di mana
informasi dapat diakses bebas, guru tidak lagi berperan sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan; sebaliknya, guru menjadi pendamping yang membimbing siswa
memilah, memahami, dan menganalisis informasi secara kritis. Aplikasi seperti
Learning Management System (LMS), video pembelajaran, maupun kuis digital
membantu guru menciptakan suasana kelas yang aktif dan menarik, sekaligus
membuat siswa lebih terlibat. Penelitian (Sadia 2020) menunjukkan bahwa
teknologi dapat meningkatkan kualitas interaksi guru–siswa apabila digunakan
dengan pendekatan pedagogis yang tepat (Sadia 2020).
Selain itu, kolaborasi guru dan teknologi memungkinkan pembelajaran
yang lebih adaptif dan berpusat pada siswa. Teknologi menyediakan peluang bagi
guru untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar individu melalui fitur analitik
yang merekam perkembangan siswa secara otomatis. Data yang dihasilkan bukan
hanya angka, tetapi menjadi dasar penting bagi guru untuk mengambil keputusan
terkait pemberian remedial, pendampingan, atau materi pengayaan. Konsep
pembelajaran adaptif ini sesuai dengan temuan (Nawawi 2022) yang menyatakan
bahwa teknologi digital mampu mendukung pembelajaran diferensiasi secara
efektif (Nawawi 2022). Dengan demikian, siswa tidak lagi belajar dengan metode
yang sama, tetapi sesuai kemampuan dan minat masing-masing.
Di sisi lain, teknologi membantu mendorong kreativitas guru dalam
merancang pengalaman belajar yang lebih menarik. Media pembelajaran berbasis
video, podcast, simulasi, augmented reality (AR), hingga desain visual berbasis
aplikasi memberikan ruang inovasi yang luas bagi guru. (Raharjo 2021) mencatat
bahwa teknologi kreatif dapat meningkatkan motivasi belajar siswa serta
mendorong suasana kelas yang lebih hidup (Raharjo 2021). Kreativitas guru dalam
memanfaatkan teknologi tidak harus rumit; penggunaan media sederhana seperti
Canva, Google Classroom, atau Quizizz sudah cukup untuk membuat siswa merasa
proses belajar lebih menyenangkan dan relevan dengan dunia digital mereka.
Manfaat lain dari integrasi teknologi adalah meningkatnya efisiensi
dalam pekerjaan administratif guru. Banyak tugas seperti penilaian, rekap
presensi, penyebaran materi, hingga pengumpulan tugas kini dapat dilakukan
secara otomatis melalui sistem pembelajaran digital. Penghematan waktu ini
memungkinkan guru memusatkan energi pada aktivitas pedagogis yang lebih
bermakna. (Putri & Fakhri 2023) menemukan bahwa digitalisasi administrasi
guru dapat mengurangi beban kerja secara signifikan dan meningkatkan fokus pada
interaksi dengan siswa (Putri & Fakhri 2023).
Meskipun begitu, kolaborasi guru dan teknologi tidak lepas dari
tantangan. Kesenjangan digital masih dirasakan di berbagai daerah, terutama
terkait akses perangkat dan internet. Tanpa pemerataan fasilitas, teknologi
justru berpotensi menciptakan ketimpangan baru dalam pembelajaran. Tantangan
berikutnya adalah literasi digital guru yang belum merata. Sebagian guru masih
merasa kesulitan atau kurang percaya diri menggunakan aplikasi baru, sementara
sebagian lainnya mengalami kelelahan digital akibat banyaknya tuntutan
teknologi yang harus diadaptasi. Selain kemampuan teknis, tantangan etika
digital juga mengemuka, seperti keamanan data siswa, plagiarisme,
penyalahgunaan media, serta penyebaran informasi yang tidak valid. Oleh sebab
itu, integrasi teknologi harus diiringi pelatihan literasi digital yang
berkesinambungan serta kebijakan sekolah yang mendukung inovasi tanpa membebani
guru.
Pada akhirnya, transformasi digital dalam pendidikan mengubah peran
guru menjadi lebih luas: bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai
desainer pembelajaran, konselor, dan pembimbing karakter. Teknologi membuka
pintu bagi pembelajaran yang lebih kaya, namun nilai-nilai kemanusiaan seperti
empati, kedisiplinan, dan etika tetap tidak dapat digantikan. Kolaborasi guru
dan teknologi memberikan peluang besar untuk menciptakan pembelajaran
berkualitas, tetapi keberhasilannya tetap ditentukan oleh kebijaksanaan guru
dalam memanfaatkannya.
PENUTUP
Hari Guru Nasional 2025 menjadi pengingat bahwa masa depan
pendidikan Indonesia bergantung pada kemampuan guru beradaptasi dengan
perkembangan teknologi tanpa meninggalkan nilai-nilai pedagogis yang humanis.
Kolaborasi guru dan teknologi menawarkan banyak peluang untuk menciptakan
pembelajaran yang lebih inovatif, personal, dan efektif. Teknologi mungkin
menyediakan akses yang cepat dan tak terbatas, tetapi guru tetap menjadi kompas
yang menentukan arah pembelajaran agar tetap bermakna, relevan, dan berorientasi
pada karakter. Kesimpulannya, kualitas pembelajaran hanya dapat terwujud
apabila teknologi digunakan dengan pendekatan pedagogis yang tepat dan dikelola
oleh guru yang memiliki literasi digital, kepedulian, serta komitmen untuk
terus belajar. Pesan inspiratifnya adalah: teknologi dapat memperkuat cahaya
seorang guru, tetapi guru adalah sosok yang menyalakan cahaya itu. Ketika
keduanya bekerja berdampingan, maka pendidikan Indonesia akan semakin siap
menghadapi tantangan zaman dan mempersiapkan generasi yang lebih cerdas,
kreatif, dan berkarakte
DAFTAR PUSTAKA
Nawawi, A.
(2022). Implementasi Pembelajaran Adaptif Berbasis Teknologi. Jurnal Teknologi
Pendidikan.
Putri, N.,
& Fakhri, A. (2023). Efisiensi Administrasi Guru melalui Platform Digital.
Jurnal Pendidikan Modern.
Raharjo, B.
(2021). Inovasi Media Pembelajaran Digital untuk Meningkatkan Motivasi Belajar
Siswa. Jurnal Inovasi Pendidikan.
Sadia, I. W.
(2020). Perubahan Peran Guru dalam Pembelajaran Abad 21. Jurnal Pendidikan dan
Pembelajaran.
0 Comments