Raya Rahma Aulya (20624070)
Etika
Profesi Keguruan B
Menghadapi kemajuan teknologi yang semakin
pesat ini, dunia pendidikan dituntut untuk terus beradaptasi. Perubahan
signifikan tidak hanya terjadi pada sistem pendidikan, tetapi juga pada
kebiasaan dan metode kerja seorang guru. Selain menjadi guru, guru kini juga
berperan sebagai inspirasi, fasilitator, dan inovator bagi siswa. Dalam konteks
ini, kreativitas guru merupakan kunci keberhasilan proses pembelajaran di era
digital. Seorang guru yang kreatif mampu menjembatani kesenjangan antara dunia
tradisional dan dunia baru, menghubungkan prinsip-prinsip pendidikan dengan
kemajuan teknologi, dan menciptakan lingkungan belajar yang menarik.
Era digital telah membawa perubahan
signifikan di hampir setiap aspek kehidupan manusia, termasuk pendidikan.
Proses pembelajaran yang sebelumnya dilakukan di ruang kelas kini telah
berpindah ke ruang kelas online. Akses informasi menjadi lebih mudah dan cepat,
memungkinkan siswa untuk belajar kapan pun dan di mana pun yang mereka
inginkan. Namun, kemudahan ini justru menjadi tantangan bagi guru. Guru harus
mampu mendidik siswa untuk menjadi pembelajar yang kritis, kreatif, dan
bertanggung jawab, bukan sekadar konsumen informasi.
Kebijakan Merdeka Belajar, yang
diimplementasikan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi, merupakan salah satu pendekatan strategis untuk menghadapi era
digital ini. Melalui konsep ini, guru didorong untuk berinovasi, menyesuaikan metode
pengajaran dengan kebutuhan dan karakteristik siswa, serta memanfaatkan
teknologi secara maksimal. Namun, tanpa kreativitas, kebebasan ini tidak akan
tercapai. Oleh karena itu, guru yang kreatif merupakan komponen krusial dalam
mendorong siswa Merdeka Belajar.
Kreativitas seorang guru lebih dari sekadar
mampu menciptakan materi pembelajaran yang menarik atau menggunakan teknologi
mutakhir. Dari perspektif ini, kreativitas mengacu pada kemampuan untuk
menemukan cara-cara baru dalam menyampaikan pengetahuan, mendorong siswa untuk
belajar, dan menciptakan materi pendidikan yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari mereka. Seorang guru yang kreatif dapat melihat setiap hambatan
sebagai peluang dan setiap hambatan sebagai ruang untuk berinovasi
Misalnya, dalam pembelajaran daring selama
pandemi, banyak guru berinovasi dengan membuat video pembelajaran, kuis
interaktif, dan bahkan kelas berbasis gamifikasi agar siswa tidak
terintimidasi. Beberapa pendidik juga menggunakan platform media sosial seperti
YouTube, Instagram, atau TikTok sebagai sumber daya pendidikan yang ringan
namun bermakna. Tindakan-tindakan ini menunjukkan bahwa kreativitas seorang
guru tidak selalu membutuhkan banyak usaha; yang penting adalah kemampuan untuk
belajar dan beradaptasi.
Akibatnya, kreativitas guru juga memengaruhi
kemampuan mereka memahami karakteristik siswa di era digital. Generasi saat ini
disebut sebagai "penduduk asli digital", yang sangat akrab dengan
teknologi tetapi seringkali kurang fokus dan kurang mudah digunakan. Seorang
guru yang kreatif dapat mengatasi masalah ini dengan metode yang fleksibel,
interaktif, dan personal tanpa mengorbankan tujuan pendidikan utama, yaitu
pengembangan karakter dan kemanusiaan.
Meskipun teknologi telah membuat banyak
kemajuan dalam penyampaian informasi, sosok guru tetap masih kurang. Mesin
pencari dapat menjawab pertanyaan, tetapi hanya seorang guru yang dapat
menjawab pertanyaan, menciptakan empati, dan mengajarkan kebijaksanaan. Dalam
konteks ini, peran seorang guru sebagai inspirasi sangatlah penting. Selain
memberikan pengetahuan, seorang guru yang kreatif juga mengajarkan siswa cara
mempelajari berbagai mata pelajaran.
Selain pembimbing, pendidik di era digital
juga perlu mengembangkan literasi digital. Siswa harus diajarkan cara
menggunakan teknologi secara etis, mengumpulkan informasi yang andal, serta
menjunjung tinggi moralitas dan keamanan di komunitas mereka. Seorang guru yang
kreatif akan menerapkan prinsip-prinsip ini dalam setiap pelajaran, bukan
secara dogmatis, melainkan melalui metode pengajaran yang relevan dan menarik.
Hasilnya, siswa menjadi lebih dari sekadar pengguna teknologi yang cerdas;
mereka juga menjadi individu yang berkarakter dan bertanggung jawab.
Transformasi digital menghadirkan sejumlah
tantangan bagi para pendidik. Mulai dari keterbatasan fasilitas, tingkat
kemajuan teknologi, hingga kesenjangan digital antarwilayah. Namun, terdapat
keinginan kuat untuk berkembang dan berinovasi dalam tantangan ini. Teknologi
memungkinkan guru untuk berwawasan, berkolaborasi dengan siswa, dan bahkan
memberikan praktik terbaik melalui platform digital.
Seorang guru yang fleksibel dan terbuka
terhadap perubahan akan dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan
kualitas pengajaran. Misalnya, dengan terlibat dalam kegiatan yang menantang,
menciptakan komunitas pembelajaran digital, atau mengembangkan sistem manajemen
pembelajaran untuk menyediakan materi dan penilaian pendidikan. Bahasa
sederhana seperti ini dapat berdampak signifikan pada efektivitas dan
fleksibilitas proses pembelajaran.
Selain itu, era digital menciptakan peluang
kolaborasi antara guru dan siswa. Pembelajaran tidak terbatas pada satu arah,
melainkan melibatkan dialog dua arah yang terus berkembang. Alih-alih hanya
berfokus pada satu pengetahuan, guru akan menekankan strategi pembelajaran yang
meningkatkan dan mengembangkan potensi siswa. Dalam hal ini, kreativitas
berfungsi sebagai jembatan yang memperkuat semangat Merdeka. Belajarlah dengan
tujuan pendidikan sejati, yaitu menciptakan manusia yang baik hati, tanggap, dan
berpengetahuan luas. Menjadi pendidik kreatif di era digital membutuhkan
pengetahuan untuk keluar dari zona nyaman. Penting bagi guru untuk mempelajari
hal-hal baru, mengintegrasikan teknologi ke dalam pembelajaran, dan menghindari
kesalahan. Kreativitas merupakan hasil dari proses pembelajaran yang
berkelanjutan, refleksi diri, dan kolaborasi dengan rekan sejawat.
Langkah sederhana dapat dimulai dengan
membuat materi pembelajaran digital interaktif, menggunakan aplikasi seperti
Canva, Quizizz, atau Google Classroom, dan diakhiri dengan mendorong siswa
untuk membuat proyek berbasis teknologi yang relevan dengan kehidupan
sehari-hari mereka. Dalam situasi lain, guru juga harus membahas perbedaan
antara teknologi dan norma-norma kemanusiaan. Oleh karena itu, pendidikan
sejati tidak hanya menghasilkan otak yang cerdas tetapi juga hati yang
bijaksana. Selain itu, seorang guru yang kreatif tertarik untuk belajar—belajar
dari siswa, dari teknologi, dari pengalaman, dan dari perubahan dunia. Meskipun
dunia terus berubah, semangat belajar sepanjang hayat inilah yang akan membuat
seorang guru tetap relevan dan berpengaruh.
Keberhasilan pendidikan di era digital ini
tidak sepenuhnya bergantung pada kemampuan menggunakan teknologi, tetapi lebih
kepada guru-guru kreatif yang dapat menggunakannya untuk mengembangkan
keterampilan belajar dan kepribadian siswa. Kunci keberhasilan pembelajaran di
era digital adalah guru yang kreatif. Mereka bukan sekadar pengajar, mereka
juga ahli dalam bidang perolehan pengetahuan. Dengan kreativitas, guru dapat
mengubah tantangan menjadi peluang, keterbatasan menjadi kekuatan, dan
pembelajaran menjadi pengalaman yang bermakna.
Daftar
Pustaka
Ayu,
L., & Anugerah, D. (2025). STRATEGI PEMBELAJARAN INOVATIF UNTUK
MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DI ERA DIGITAL. Jurnal
Dinamika Sosial dan Sains, 2(1), 428-431.
Azizah,
A. N., Azzahra, S. A., Wulandari, A., Aprilia, R. D., & Sabillah, S. N.
(2024). Tinjauan literatur tentang tantangan dan peluang profesi guru di era
digital. PANDU: Jurnal Pendidikan Anak Dan Pendidikan Umum, 2(4), 56-64.
Syahirah,
F., Kabry, F. R., Syuaira, G. A., Dalimunthe, N. Q., Simanjuntak, S. H., &
Nasution, I. (2023). Peran Guru Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di
Era Digital. Sinar Dunia: Jurnal Riset Sosial Humaniora Dan Ilmu Pendidikan,
2(4), 222-232.
Zaskia,
A., Rahmawati, T. D., Aljanah, O. H., & Abdurrahmansyah, A. (2025). ERA
DIGITAL: MAMPUKAH GURU MEMBENTUK GENERASI MASA DEPAN?. CENDEKIA: Jurnal Ilmu
Pengetahuan, 5(1), 460-471
0 Comments