Nama: Khilda Cahaya Khamila
NIM: 20624007
Kelas: B
Dalam rangka merayakan Hari Guru Nasional 2025,
masyarakat Indonesia kembali menyadari pentingnya adanya guru yang mendampingi
anak-anak muda dalam menghadapi tantangan zaman. Dengan pesatnya perkembangan
teknologi digital, muncul berbagai kesempatan dan tantangan baru dalam bidang
pendidikan serta pengembangan karakter generasi penerus bangsa. Situasi ini
mengharuskan pendidikan untuk tidak hanya berfokus pada materi akademik, tetapi
juga mengembangkan keterampilan dan karakter digital yang kokoh. Peranan guru
tidak hanya sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai mentor dan teladan
dalam literasi digital untuk siswa. Dengan bimbingan yang tepat dari guru,
generasi muda Indonesia akan siap menyongsong masa depan yang penuh dengan
perubahan dengan kecerdasan dan kompetensi yang tinggi.
Transformasi digital telah secara drastis mengubah metode
belajar dan interaksi siswa. Saat ini, anak-anak dan remaja sangat akrab dengan
perangkat digital, internet, dan media sosial. Mereka dapat dengan cepat
mengakses informasi dalam jumlah yang sangat banyak, baik yang positif maupun
negatif. Oleh karena itu, keterampilan literasi digital menjadi sangat penting
agar siswa dapat membedakan informasi yang dapat dipercaya dan yang sebaiknya
dihindari.
Namun, mengajarkan literasi digital bukanlah tugas yang
mudah. Masih banyak siswa yang belum sepenuhnya memahami cara memakai teknologi
dengan bijaksana dan bertanggung jawab. Mereka berisiko menjadi korban
informasi yang salah, terjebak dalam situasi perundungan di dunia maya, atau
bahkan menghadapi kecanduan media sosial yang dapat mengganggu proses belajar
dan kesehatan mental mereka. Di sini, peran guru sebagai teladan dan pendorong
sangatlah vital. Guru tidak sekadar mengajarkan materi, tetapi juga membimbing
siswa agar menggunakan teknologi dengan cerdas dan etis.
Guru dapat mengaitkan pembelajaran literasi digital dalam
berbagai mata pelajaran. Misalnya, dalam pelajaran Bahasa Indonesia, guru bisa
mengajak siswa untuk memeriksa keakuratan berita yang sedang menjadi topik
diskusi. Dalam mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan, guru bisa menekankan
pentingnya etika dan kesopanan saat berkomunikasi secara online. Melalui
pendekatan ini, guru membantu siswa mengasah keterampilan berpikir kritis dan
nilai-nilai moral yang sangat dibutuhkan untuk menjadi individu digital yang
baik.
Selain itu, para guru juga harus aktif dalam memanfaatkan
teknologi dengan cara yang baik. Guru yang terus belajar dan berinovasi
menggunakan berbagai alat digital dapat membuat proses pendidikan lebih menarik
dan efektif. Menggunakan platform pembelajaran daring, video interaktif, atau
bahkan metode pengajaran berbasis permainan dapat secara signifikan
meningkatkan motivasi siswa. Ketika siswa melihat guru mereka mampu beradaptasi
dan memanfaatkan teknologi, mereka akan termotivasi untuk meniru contoh tersebut
dan memperbaiki kemampuan digital mereka.
Mengasah kemampuan literasi digital di kalangan pengajar
adalah hal yang sangat penting di zaman Revolusi Industri 5. 0, di mana sinergi
antara manusia dan teknologi menjadi krusial. Keahlian digital yang baik akan
membantu para pengajar dalam menyediakan metode pengajaran yang kreatif dan
variatif, sesuai dengan karakteristik tiap siswa. Sebagai contoh, penerapan
augmented reality (AR) dalam pelajaran sejarah dapat memperkuat pemahaman siswa
terhadap materi, karena mereka dapat melihat objek sejarah dalam format tiga
dimensi. Atau dengan memanfaatkan platform diskusi online, siswa dari berbagai
daerah bisa saling berbagi ide dan pengalaman. Ini adalah bukti konkret
bagaimana seorang guru yang responsif dapat memberikan dampak positif bagi mutu
pendidikan.
Namun, di sisi lain kondisi di lapangan menunjukkan masih
banyak kendala yang harus diselesaikan. Ketidaksetaraan dalam akses ke
teknologi, terutama di wilayah yang terpencil dan kurang berkembang,
menyulitkan baik para pengajar maupun siswa untuk memanfaatkan teknologi secara
optimal. Sama halnya dengan program pelatihan untuk guru yang belum merata dan
tidak sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan mereka dalam mempelajari alat
pendidikan berbasis teknologi. Hal ini dapat memperdalam kesenjangan dalam
kualitas pendidikan antar daerah.
Pihak pemerintah dan semua pemangku kepentingan perlu
memberi perhatian serius terhadap isu ini. Investasi dalam peningkatan
kemampuan guru melalui training rutin dan pengembangan infrastruktur digital
sangatlah penting. Selain metode pengajaran, para guru juga perlu dilengkapi
dengan keterampilan soft skill dalam literasi digital, seperti pemahaman etika
online, keamanan siber, dan budaya positif dalam penggunaan teknologi. Upaya
meningkatkan kapasitas guru adalah investasi jangka panjang yang akan memberikan
manfaat bagi kualitas generasi masa depan.
Selanjutnya, selain menguasai teknologi peran guru sangat
krusial dalam membentuk karakter siswa sehingga teknologi bisa dimanfaatkan
dengan baik. Di tengah derasnya informasi dan pengaruh global, guru harus
menanamkan rasa cinta tanah air dan nilai-nilai persahabatan melalui literasi
digital. Dengan cara ini, siswa tidak hanya menjadi terampil dalam bidang
teknologi, tetapi juga memiliki landasan moral dan rasa kebangsaan yang kuat.
Sikap kritis dan rasa cinta terhadap tanah air membuat
generasi muda dapat memilah pengaruh negatif dari luar dan memilih hal-hal yang
mendukung kemajuan bangsa. Misalnya, para guru bisa mendorong siswa untuk
menggunakan media sosial dengan membagikan konten inspiratif dan mengenalkan
budaya Indonesia, bukan menyebarkan konten provokatif yang bisa memecah belah.
Selain itu, para guru juga bisa mengundang siswa untuk aktif berpartisipasi
dalam diskusi online yang membahas isu kebangsaan dengan cara yang sopan dan
berbasis fakta.
Kesadaran akan peran ini membuat guru harus menjadi motor
utama dalam transformasi pendidikan digital. Dengan komitmen tinggi dan
keterampilan yang terus diperbaharui, para guru menjadi pemandu yang konsisten
dalam membantu siswa menjelajahi dunia informasi digital dengan bijaksana dan
percaya diri.
Pada Hari Guru Nasional 2025 ini, saatnya memberikan
penghormatan yang setinggi-tingginya kepada para guru yang tidak hanya
mengajarkan ilmu pengetahuan, tetapi juga membimbing siswa untuk menjadi warga
digital yang bertanggung jawab. Seorang guru yang hebat menjadi teladan dalam
bidang literasi digital sekaligus sumber inspirasi dalam berinovasi dan
membangun karakter.
Dengan adanya guru yang senantiasa berkarya dan
berinovasi, Indonesia akan mencetak generasi yang tidak hanya pintar dan
fleksibel, tetapi juga memiliki nilai-nilai integritas dan kemampuan dalam
dunia digital. Ayo kita berikan dukungan kepada para guru hebat ini agar mereka
dapat berupaya semaksimal mungkin, membawa pendidikan di Indonesia ke arah yang
lebih baik dan menjadikan negara ini semakin tangguh dalam menghadapi berbagai
tantangan serta memanfaatkan kesempatan di era digital.
Daftar Pustaka
Dewi, IK, & Rekan. (2024). Analisis
kompetensi literasi digital guru sebagai pendukung keterampilan guru sekolah
dasar. Jurnal Pendidikan Dasar , 8(2), 115-128.
Fitriani, A., & Rekan. (2024). Analisis
pengaruh tingkat literasi digital guru dan siswa terhadap kualitas pembelajaran
di Indonesia. Jurnal Pendidikan Teknologi dan Informasi , 12(1), 45-60.
Haryemi, F., & Citrawati, D. (2023). Peran
guru dalam memaksimalkan literasi teknologi pada pembelajaran di sekolah dasar.
Jurnal Teknologi Pendidikan , 7(3), 70-82.
Muflihin, R. (2020). Strategi guru dalam
membangun budaya literasi digital di sekolah. Jurnal Pendidikan Indonesia
, 9(4), 123-134.
0 Comments