MEMBANGUN GENERASI CERDAS DAN BERETIKA MELALUI PERAN GURU DI ERA DIGITAL

Nama   : Erna Khometha Widjayanti

NIM    : 20624055

Kelas   : Etika Profesi Keguruan A


PENDAHULUAN

            Perkembangan teknologi digital telah mengubah kehidupan manusia secara signifikan, termasuk dalam dunia pendidikan. Kemajuan teknologi tidak hanya mempermudah akses informasi, tetapi juga mengubah pola belajar dan cara peserta didik memahami suatu pengetahuan. Dalam menghadapi era ini, guru dituntut memiliki kemampuan yang lebih dari sekadar menyampaikan materi pembelajaran. Guru harus hadir sebagai pembimbing, pengarah, serta teladan dalam menghasilkan generasi yang tidak hanya cerdas secara matematis tetapi juga bermoral dalam menggunakan teknologi. Sejalan dengan peringatan Hari Guru Nasional 2025, peran guru menjadi semakin krusial dalam memastikan generasi muda dapat mengikuti perkembangan teknologi tanpa mengabaikan nilai moral serta karakter bangsa. Oleh karena itu, tema mengenai pembangunan generasi cerdas dan beretika menjadi sangat relevan dalam konteks transformasi pendidikan digital.

ISI

            Era teknologi menghadirkan peluang besar bagi dunia pendidikan untuk berkembang lebih cepat dan lebih luas. Peserta didik dapat memperoleh pembelajaran dari beragam sumber, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, yang dapat diakses secara bebas. Namun, kemudahan tersebut disertai tantangan, terutama terkait kualitas informasi, etika digital, dan kemampuan berpikir kritis. Dalam kondisi ini, peran guru sangat menentukan arah perkembangan peserta didik. Guru merupakan garda terdepan dalam memastikan proses pembelajaran tidak hanya berfokus pada penguasaan materi, tetapi juga pada pembentukan sikap, karakter, dan tanggung jawab dalam memanfaatkan teknologi. Seperti yang disampaikan oleh (Ananda et al., 2025), revolusi pendidikan di era digital membutuhkan guru yang mampu membimbing siswa agar cerdas sekaligus berintegritas.

            Integrasi teknologi dalam pembelajaran memberikan manfaat besar apabila digunakan secara tepat. Guru dapat menggunakan berbagai media digital, termasuk video pembelajaran, aplikasi interaktif, forum daring, hingga teknologi kecerdasan buatan, guna menghadirkan pengalaman belajar yang lebih menarik dan sesuai kebutuhan. Pembelajaran menjadi lebih fleksibel karena dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Namun, penggunaan teknologi ini tidak dapat berjalan efektif tanpa kesiapan guru dan pemahaman yang kuat mengenai fungsi serta batasannya. Guru perlu memiliki keterampilan digital agar dapat memilih metode pembelajaran yang sesuai, menyajikan materi secara menarik, dan memfasilitasi siswa dengan cara yang lebih kreatif. Dalam konteks tersebut, guru tidak hanya berperan sebagai pemberi materi, tetapi juga sebagai pengembang berbagai inovasi pembelajaran yang memanfaatkan teknologi sebagai alat pendukung (Arisanty et al., 2024).

            Selain kemampuan teknologi, guru juga memiliki peran besar dalam membangun karakter peserta didik. Tantangan karakter pada era digital sangat kompleks, mulai dari penyebaran informasi palsu, cyberbullying, kecanduan gawai, hingga rendahnya kesadaran etika dalam bermedia sosial. Siswa sangat rentan dalam menghadapi tantangan tersebut karena mereka hidup dalam lingkungan yang serba cepat dan mudah terpengaruh. Guru harus mengintegrasikan nilai-nilai moral, seperti kejujuran, tanggung jawab, empati, serta etika berkomunikasi di lingkungan digital. Guru juga harus menjadi teladan dalam menunjukkan perilaku beretika ketika menggunakan teknologi. Sebagaimana dijelaskan oleh (Soleha et al., 2025), etika guru di sekolah berperan penting dalam membangun karakter generasi muda agar mampu berperilaku baik, baik di dunia nyata maupun di ruang digital.

            Penanaman literasi digital juga menjadi aspek penting yang harus dilakukan guru pada era teknologi. Literasi digital mencakup kemampuan seseorang untuk mengerti informasi yang diperoleh, menilai kualitas serta kebenarannya, dan menggunakannya secara tepat dalam berbagai keperluan. Guru perlu mengajarkan siswa cara membedakan informasi yang akurat dan palsu, serta cara memanfaatkan teknologi untuk belajar, bukan sekadar hiburan. Selain itu, guru harus memastikan bahwa siswa memahami pentingnya privasi digital dan keamanan data diri. Pembentukan literasi digital yang kuat akan membantu siswa menjadi pengguna teknologi yang bertanggung jawab dan kritis dalam menghadapi berbagai informasi yang tersebar luas.

            Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai pembimbing dalam membangun karakter kebangsaan. Teknologi membawa pengaruh budaya luar yang sangat kuat, sehingga nilai-nilai kearifan lokal, budaya bangsa, dan kecintaan terhadap tanah air berpotensi terabaikan. Guru harus mampu menanamkan rasa nasionalisme melalui pembelajaran yang terintegrasi dengan nilai budaya Indonesia. Hal ini sesuai dengan pandangan (Saputri dan Mauliza, 2025) bahwa penguatan karakter siswa sangat diperlukan untuk menghasilkan generasi yang cerdas dan berintegritas dalam menghadapi era Society 5.0. Guru berperan memastikan agar siswa tetap memiliki identitas bangsa meski berhadapan dengan perkembangan teknologi global.

            Namun, perlu diakui bahwa peran besar guru tidak selalu sejalan dengan kondisi di lapangan. Banyak guru masih menghadapi hambatan, seperti keterbatasan fasilitas digital, kurangnya pelatihan teknologi, serta beban administrasi yang tinggi. Tantangan ini dapat menghambat guru dalam berinovasi dan mengembangkan pembelajaran berbasis teknologi. Oleh karena itu, dukungan dari pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat dibutuhkan agar guru dapat menjalankan tugasnya secara optimal. Penyediaan pelatihan digital yang merata, peningkatan fasilitas sekolah, dan pengurangan beban administratif dapat membantu guru lebih fokus pada pembelajaran. Dengan dukungan tersebut, guru dapat meningkatkan kemampuan profesionalnya dan berperan lebih efektif dalam membentuk generasi yang cerdas dan beretika.

PENUTUP

            Guru memegang peran yang sangat penting dalam membentuk generasi yang bukan hanya unggul secara intelektual, tetapi juga mampu menggunakan teknologi dengan tetap menjunjung etika. Di tengah perkembangan era digital yang begitu cepat, guru tetap menjadi figur penting dalam membimbing siswa agar mampu memanfaatkan teknologi secara bijak. Guru berperan dalam menanamkan nilai moral, membentuk karakter, serta mengarahkan siswa untuk berpikir kritis dan bertanggung jawab dalam kehidupan digital. Dengan dukungan yang memadai serta kemauan untuk terus belajar, guru akan mampu menjalankan perannya secara optimal dalam membentuk generasi masa depan yang berkualitas. Pada momentum Hari Guru Nasional 2025, sangat penting bagi kita untuk menghargai dedikasi guru dan memperkuat komitmen bersama dalam mendukung profesi mereka. Dengan guru yang hebat, Indonesia akan mampu membangun pendidikan yang bermartabat dan melahirkan generasi yang cerdas, berkarakter, serta siap menghadapi tantangan era teknologi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ananda, P., Purrohman, P. S., & Ruslan, A. (2025). Revolusi pendidikan Indonesia Mencetak      Generasi Cerdas di Era Digital. Uwais Inspirasi Indonesia.

Arisanty, M., Riady, Y., Kharis, S. A. A., Robiansyah, A., & Sukatmi, S. (2024). Membangun      Generasi Bijak, Cerdas, Santun pada Era Digitalisasi melalui Edukasi Etika Digital             bagi Remaja Sekolah Menengah Pertama. PaKMas: Jurnal Pengabdian Kepada    Masyarakat, 4(2), 607-616

Saputri, Y., & Mauliza, S. (2025). Penguatan Karakter Siswa di Era Society 5.0 untuk      Mewujudkan Generasi Cerdas dan Berintegritas. Beujroh: Jurnal Pemberdayaan dan      Pengabdian pada Masyarakat, 3(1), 10-16.

Soleha, S. A., Dwihari, D., Syahira, N., & Habib, S. (2025). Membangun Generasi           Berkarakter,             Peran Etika Guru dalam Pendidikan. Jurnal Kualitas pendidikan, 3(2),       205-213.

 

 

Post a Comment

0 Comments