Nama : Muhammad Bustan El Hidan
Nim : 20624063
Kelas : Etika profesi keguruan A
Di sebuah zaman ketika layar lebih sering ditatap daripada
buku, ketika video singkat lebih diperhatikan daripada guru. Para siswa yang
tumbuh di era dunia bergerak terlalu cepat untuk memberi jeda. Teknologi memang
menjanjikan kemudahan, kecepatan, jawaban instan namun bukan sebuah kemajuan
yang kita dapat jika kita tidak bisa mengontrolnya melainkan sebuah kemunduran.
Perkembangan teknologi yang pesat saat ini telah merenggut ruang-ruang kecil
yang seharusnya menjadi tempat untuk membangun karakter. Di negeri kita sudah
banyak anak-anak yang pandai menggulir layar tetapi gagap ketika diminta untuk
mendengarkan penjelasan guru, ada yang lebih sering mendengarkan influencer
favorit mereka daripada mendengarkan guru mereka. Apakah masih ada harapan
untuk guru mendidik dan mengembalikkan karakter para siswa pada generasi ini?
barangkali ada strategi yang mereka gunakan.
Guru adalah seseorang yang telah menjalani banyak sekali
ujian ditengah masa pendidikannya. Dengan melalui banyak pengabdian dan
pelajaran yang mereka pelajari semasa studinya, apakah adil jika lebih percaya
kepada informasi singkat yang didapat melalui layar daripada guru yang telah
menjalani masa studi dan pengabdiannya? apakah masuk akal jika kita lebih
percaya kepada informasi yang didapat hanya dalam waktu singkat daripada guru
yang mengajar selama beberapa jam dikelas?. Terkadang para siswa lebih mendengarkan
informasi atau pelajaran yang mereka dapat secara singkat daripada pelajaran
dikelas. Memang infomasi tersebut terasa sangat menyakinkan bagi para siswa,
Namun semua informasi yang didapat secara singkat tidak dapat dipercaya begitu
saja, kta tetap membutuhkan sosok guru yang dapat dimintai dan memberikan
ilmunya tentang semua informasi yang didapatkan para siswa dari gawai mereka.
Di tengah zaman yang ditandai dengan perkembangan dan
perubahan yang cepat seperti artificial intellegence (A.I) dan revolusi
industri 4.0. Peran guru dituntut lebih dari sekedar mengajar dikelas, seorang
guru dituntut untuk mempunyai kemapuan mengajar yang menyenangkan, mendidik dan
membentuk karakter siswa agar menjadi orang yang bisa membawa kemajuan dan
perubahan untuk bangsa ini. Teknologi seperti ini bukanlah musuh melainkan
hanyalah sebuah alat untuk mempermudah kehidupan kita. Namun alat ini sangatlah
kuat pengaruhnya khususnya terhadap anak-anak. Maka tugas pendidikan hari ini
bukanlah hanya sekedar "mengajar" didalam kelas, melainkan membimbing
para siswa agar bisa menempatkan teknologi tersebut pada tempatnya dan
digunakan sesuai dengan porsinya, mereka harus paham bahwa kemudahan dan
kecepatan yang mereka dapat tidak boleh menumpulkan proses berpikir mereka.
Namun ironisnya, banyak dari siswa yang malah menjadi
ketergantungan dengan teknologi saat ini, bukannya memanfaatkan tapi justru
sepertinya mereka yang dimanfaatkan oleh teknologi itu sendiri. Mereka bisa
terhubung ke seluruh dunia hanya dalam hitungan detik, namun sulit untuk
terhubung dengan orang disekitar mereka bahkan dengan diri mereka sendiri.
Teknologi justru mengajarkan mereka untuk mencari validasi di dunia maya semata
bukan mencari pencapaian di dunia nyata, mereka terbiasa membandingkan kehidupan
mereka sendiri dengan kehidupan orang lain yang belum tentu nyata. Disinilah
peran guru sangat penting, di era disrupsi teknologi seperti ini guru menjadi
sosok penting yang penting untuk mendidik dan memperkuat fondasi para siswa
agar tidak mudah goyah dengan opini yang sering mereka lihat di dunia maya dan
memperkuat pembentukan karakter mereka. Tanpa pembentukkan karakter yang kuat
teknologi saat ini hanya akan menjadi kegamangan saja.
Pembentukan karakter memang tidak bisa sepenuhnya dibebankan
kepada guru disekolah, orang tua juga mempunyai peran krusial karena orang tua
juga berperan untuk mengawasi anak-anak mereka dan mengontrol apa yang menjadi
tontonan. Karena menurut Ki Hajar Dewantara "setiap orang adalah guru, dan
setiap rumah adalah sekolah" artinya sebelum para siswa di didik oleh para
guru di sekolah para siswa juga harus di didik dan dibentuk dengan baik di
rumah mereka. sayangnya para orang tua di generasi ini mereka lebih khawatir
ketika anak-anak mereka tidak mendapatkan kenyamanan daripada khawatir jika
anak-anak mereka tidak terbentuk dengan baik. Walaupun guru di era disrupsi
teknologi harus menghadapi berbagai macam kondisi dengan gaji mereka yang
relatif rendah bahkan di sebagian daerah bisa dikatakan tidak layak. Mereka
tetaplah para pilar pengetahuan, pengasuh rasa ingin tahu, dan pendidik, mereka
tidak mencoba untuk menjauhkan para siswa dari teknologi yang ada tetapi mereka
mencoba untuk membuat siswa agar bisa mengembangkan teknologi yang ada.
Melampaui batas birokrasi pemerintah yang kaku, guru saat
ini tetap menjadi pahlawan yang membantu para generasi muda agar mencapai
potensi maksimal mereka walaupun guru seringkali suara guru tidak sampai ke
telinga mereka. Guru mencoba membaur dengan teknologi yang ada saat ini dan
menerapkannya didalam kelas agar mereka tidak lagi dinilai ketinggalan zaman.
mereka memastikan setiap siswa dapat menerapkan ilmu yang telah mereka
sampaikan. Dampaknya jauh melampaui batasan tembok kelas, menavigasi para siswa
agar tidak hilang arah dan membentuk kehidupan dan memajukan masyarakat di masa
mendatang. Dengan beban yang ditanggung oleh guru semakin berat di era sekarang
sepertinya pernyataan "Guru adalah penjuang tulus tanpa tanda jasa",
kurang relevan di masa sekarang karena guru juga pahlawan yang mendidik dengan
tulus dan juga membutuhkan tanda jasa agar mereka bisa lebih fokus untuk
mengajar.
pada akhirnya teknologi akan semakin berkembang, dan ilmu
pengetahuan pun akan ikut berkembang. Dunia ini tidak menunggu kapan kita siap,
dunia tidak akan melambat demi menunggu siapapun. Di era yang bising akan suara
notifikasi guru ingin mereka baik para siswa maupun masyarakat, tetap bisa
mendengarkan suara hati, dan di era derasnya informasi, guru tetap ingin mereka
bisa berpikir dengan jernih dan bijak dalam memilih. Guru ingin agar para murid
lebih bisa memperhatikan satu sama lain sebagaimana mereka memperhatikan layar.
Diantara ributnya teknologi yang tak pernah berhenti ini, guru tidak berhenti
memberikan pelajaran dan memastikan agar kita semua tidak kehilangan arah.
Karena mereka ingin kita semua tumbuh menjadi generasi yang tidak hanya menjadi
pengguna teknologi tetapi menjadi manusia yang kuat, cerdas dan penuh dengan
pengetahuan. Karena pada akhirnya, dinegara ini tidak sedang kekurangan
teknologi tetapi kekurangan manusia muda yang mau mengabdikan dirinya sebagai
guru.
0 Comments