Oleh: Dian Ika
Safitriana (50324007)
Setiap tanggal
25 November, bangsa Indonesia memperingati guru sebagai bentuk penghormatan
kepada para pendidik yang telah berperan besar dalam mencerdaskan kehidupan
bangsa. Tahun 2025 ini, peringatan Hari Guru mengusung tema “Guru Hebat,
Indonesia Bermartabat di Era Digital”. Tema ini bukan sekadar slogan,
tetapi seruan moral bahwa guru adalah aktor utama dalam membentuk generasi emas
Indonesia, terutama di tengah derasnya arus digitalisasi yang mengubah cara
kita hidup, bekerja, dan belajar.
Dunia
pendidikan saat ini tidak lagi berjalan di jalur konvensional semata.
Perkembangan teknologi telah merambah ruang kelas, mengubah metode pengajaran,
serta cara siswa memperoleh pengetahuan. Di sinilah pentingnya kolaborasi
antara guru dan teknologi. Guru yang hebat bukanlah mereka yang menolak
perubahan, melainkan yang mampu mengelola dan mengoptimalkan teknologi untuk
menciptakan pembelajaran yang lebih bermakna. Kolaborasi ini menjadi kunci bagi
Indonesia untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan bermartabat.
1. Peran Guru di Tengah Transformasi Digital
Guru selalu
menjadi sosok sentral dalam dunia pendidikan. Namun, di era digital, peran
tersebut mengalami pergeseran dari sekadar “penyampai ilmu” menjadi
“fasilitator pembelajaran”. Jika dahulu guru menjadi satu-satunya sumber
informasi, kini internet membuka akses luas bagi siswa untuk belajar dari
berbagai sumber. Perubahan ini bukan ancaman, melainkan peluang besar bagi guru
untuk bertransformasi menjadi pembimbing yang lebih relevan dengan kebutuhan
zaman.
Guru hebat
bukan berarti guru yang serba tahu, tetapi guru yang mampu membimbing siswa
untuk berpikir kritis, memverifikasi informasi, dan menggunakan teknologi
dengan bijak. Dalam konteks ini, kehadiran teknologi bukan pengganti peran
guru, melainkan mitra strategis. Guru tetap menjadi penentu arah pembelajaran,
memberi makna pada setiap proses belajar yang dilalui siswa.
2. Kolaborasi Guru dan Teknologi: Jalan Menuju Pembelajaran
Berkualitas
Subtema “Kolaborasi
Guru dan Teknologi untuk Pembelajaran Berkualitas” mengandung makna penting
bahwa kemajuan teknologi harus berjalan seiring dengan peningkatan kapasitas
guru. Pemanfaatan teknologi dalam proses belajar mengajar telah terbukti
memperluas akses pendidikan, mempercepat penyebaran pengetahuan, dan meningkatkan
kualitas pembelajaran.
Sebagai contoh,
guru dapat menggunakan Google Classroom untuk mengorganisasi tugas dan materi
pelajaran, Kahoot! untuk kuis interaktif, atau Canva untuk membuat media
pembelajaran yang menarik. Sementara itu, Zoom dan Microsoft Teams memungkinkan
guru melakukan pembelajaran jarak jauh dengan lebih efektif.
Ketika guru dan
teknologi berkolaborasi, ruang kelas tidak lagi dibatasi oleh tembok fisik.
Siswa dapat belajar dari mana saja, kapan saja, dan dengan cara yang lebih
personal. Guru menjadi pengarah, sedangkan teknologi menjadi sarana memperkaya
pengalaman belajar. Kolaborasi ini juga memberi peluang bagi pembelajaran
diferensiasi—di mana setiap siswa belajar sesuai gaya dan kecepatan mereka.
3. Inovasi Pembelajaran di Era Digital
Transformasi
pendidikan di era digital menuntut inovasi metode pembelajaran. Guru dituntut
untuk tidak hanya menguasai materi ajar, tetapi juga mampu mendesain
pembelajaran kreatif yang memanfaatkan teknologi. Pendekatan blended
learning—yang memadukan pembelajaran tatap muka dan daring—menjadi salah
satu model efektif yang banyak diterapkan di berbagai sekolah dan perguruan
tinggi.
Melalui blended
learning, guru dapat memberikan materi secara daring sebelum kelas dimulai,
kemudian memanfaatkan waktu tatap muka untuk diskusi dan praktik. Sementara
itu, model project-based learning memungkinkan siswa belajar melalui
pemecahan masalah nyata, dengan dukungan sumber digital seperti artikel, video,
dan data penelitian.
Misalnya, dalam
pelajaran Pendidikan Lingkungan, guru dapat meminta siswa melakukan riset
tentang perubahan iklim dengan mencari data dari sumber kredibel, berdiskusi
dalam forum digital, dan mempresentasikan solusi kreatif menggunakan platform
desain visual. Di sinilah letak kehebatan guru—bukan hanya mengajarkan, tetapi
juga menginspirasi siswa untuk belajar mandiri dan kolaboratif.
4. Tantangan dan Peluang bagi Guru
Meski teknologi
membawa banyak manfaat, kita tidak bisa menutup mata terhadap berbagai
tantangan yang dihadapi guru. Kesenjangan akses teknologi antara daerah
perkotaan dan pedesaan, keterbatasan sarana, serta kesenjangan kompetensi
digital menjadi kendala nyata di lapangan. Tidak semua guru memiliki kesempatan
yang sama untuk mendapatkan pelatihan teknologi, sehingga adaptasi digital
menjadi tantangan tersendiri.
Namun, justru
di sinilah letak kehebatan guru Indonesia diuji. Guru hebat adalah mereka yang
mampu belajar sepanjang hayat. Mereka tidak berhenti pada satu cara, tetapi
terus berinovasi dan berkolaborasi. Pelatihan berkelanjutan, komunitas belajar
guru, dan dukungan kebijakan pemerintah menjadi kunci dalam menjawab tantangan
ini.
Pemerintah
melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik
Indonesia juga telah menggulirkan berbagai program peningkatan kompetensi
digital guru. Misalnya, platform Merdeka Mengajar yang menyediakan sumber
belajar terbuka bagi guru di seluruh Indonesia. Inisiatif seperti ini perlu
diperluas agar tidak ada guru yang tertinggal dalam transformasi digital.
5. Refleksi: Guru sebagai Teladan di Era Digital
Lebih dari
sekadar pengajar, guru adalah teladan. Sikap adaptif guru terhadap teknologi
akan ditiru oleh siswa. Ketika guru menunjukkan semangat belajar, siswa pun
akan tumbuh menjadi pembelajar sepanjang hayat. Guru yang hebat tidak hanya
menguasai teknologi, tetapi juga mampu mengajarkan nilai, etika digital, dan
kecakapan hidup.
Di tengah
derasnya arus informasi, guru menjadi filter moral yang membimbing siswa
untuk menggunakan teknologi secara produktif, bukan sekadar konsumtif. Dengan
demikian, guru berperan ganda: sebagai fasilitator pembelajaran sekaligus
penjaga nilai-nilai luhur bangsa.
Tema “Guru
Hebat, Indonesia Bermartabat di Era Digital” mencerminkan betapa pentingnya
peran guru dalam membentuk masa depan bangsa. Teknologi boleh berkembang pesat,
tetapi guru tetap menjadi jantung pendidikan. Kolaborasi guru dan
teknologi bukan sekadar pilihan, melainkan keharusan untuk menciptakan
pembelajaran yang adaptif, kreatif, dan berkualitas.
Indonesia hanya
akan bermartabat jika memiliki sumber daya manusia unggul, dan sumber daya
manusia unggul hanya dapat lahir dari pendidikan yang bermutu. Guru hebat
adalah mereka yang tidak hanya menguasai ilmu, tetapi juga membuka jalan bagi
siswanya untuk berpikir kritis, berkolaborasi, dan berinovasi.
Mari kita
rayakan Hari Guru Nasional 2025 bukan hanya dengan ucapan terima kasih, tetapi
juga dengan tekad bersama untuk terus mendukung peran guru sebagai agen
perubahan di era digital. Seperti yang pernah dikatakan oleh Ki Hajar
Dewantara, “Guru ibarat pelita dalam kegelapan, sumber inspirasi dan
penunjuk jalan.” Kini, pelita itu tidak lagi hanya menyinari ruang kelas,
tetapi juga dunia digital yang luas.
“Teknologi
dapat memfasilitasi pembelajaran, tetapi guru lah yang memberi arah dan makna
bagi generasi masa depan.”

0 Comments