MEMBANGUN KARAKTER PESERTA DIDIK DI ERA DISRUPSI TEKNOLOGI: KADO HARI GURU 2025

Oleh: Thoyibah

NIM: 53325004

Program Studi Pendidikan Agama Islam Program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Saat ini dalam semua aspek kehidupan manusia sudah terbantukan dengan hadirnya tekhnologi. Di satu sisi kehadiran dan perkembangan tekhnologi sangat membantu dalam menyelesaikan tugas sehari-hari, namun perkembangan tekhnologi juga membawa dampak yang negativ dalam kehidupan, apabila kita tidak bijak dalam menggunakannya. termasuk damapk tekhnologi juga mempengaruhi dunia pendidikan.      

        Pendidikan di Indonesia, khusunya terkait Pendidikan karakter saat ini menghadapi tantangan yang begitu besar yaitu adanya perkembangan teknologi saat ini membawa perubahan besar dalam kehidupan manusia. Akibat pesatnya perkembangan tekhnologi saat ini hidup pada zama (era) yang disebut disrupsi.

        Era disrupsi dapat diartikan sebagai era atau zaman, yang pada zaman itu terjadi kekacauan dan ketercerabutan dari akarnya, Era atau zaman terjadinya perpindahan, dari kenyataan lama ke kenyataan baru dari kenyataan fisik, geografis, ke kenyataan dunia maya, mulai dari komunikasi, informasi. permainan dan pemetaan. Adanya kondisi disrupsi ketika kemajuan teknologi merombak pola lama dan menciptakan cara baru yang lebih cepat, efisien, dan masif. Hal ini tentunya berdampak pada hampir semua aspek kehidupan, termasuk dunia Pendidikan.

      Kita dapat mengamati dalam proses pendidikan yang berjalan saat ini, kehadiran tekhnologi telah banyak membawa perubahan. Jika dahulu proses belajar mengajar berlangsung di ruang kelas kini pembelajaran dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi, berbagai platform digital. Kita juga dapat memperoleh akses pengetahuan pun tidak lagi terbatas pada buku cetak, melainkan tersedia dalam bentuk e-book, video, forum virtual, hingga kecerdasan buatan. Perkembangan tekhnologi yang pesat satu sisi memberikan banyak peluang kemudahan di sisi lain mendatangkan tantangan serius yang dihadapi oleh para pendidik iknya di sekolah.

       Menghadapi kondisi kemajuan pesat tekhnologi jika tidak diantisipasi adanya upaya membangun karakter bagi peserta didik khusunya di sekolah tentunya akan banyak menimbulkan dampak negativ baik bagi pribadi peserta didik itu sendiri, atau dampak lingkungan keluarga dan masyarakat di mana peserta didik tersebut tinggal. Dalam tulisan ini menyoroti bagaimana posisi dan peran pendidik di sekolah dalam membangun karakter peserta didik di sekolah.

      Dalam tulisan ini Penulis ingin mengajak kepada para pendidik untuk menhadapi tantangan tekhnologi dan pengaruhnya bagi karakter peserta didik dan membuka kesadarn kepada para pendidik bahwa peran mereka tak akan tergantikan peran pendidik tak tergantikan oleh kemajuan tekhnologi.

Tantangan dan Peluang di Era Disrupsi Tekhnologi

        Menjadi tantangan juga bagi para pendidik di sekolah untuk menyadari tugasnya di sekolah bukan hanyatransfer pengetahuan kepada peserta didik, tapi juga berperan sebagai pendidik, pembimbing, suri tauladan yang perannya tak dapat digantikan dengan hadirnya berbagai macam sumber belajar berbasis tekhnologi. Namun perannya sebagai  sosok teladan, seperti apa yang disampaikan oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa peran pendidik didepan sebagai sosok teladan ( ing Ngarso sung tulodo )  sosok yang menjadi inspirasi kebaikan bagi peserta didiknya, ketika di tengah peserta didiknya, mampu menumbuhkan semangat, inisiatip  dan motivasi dalam berbuat kebaikan, Dan pendidik ketika di belakang  seorang pendidik bisa berpegang pada falsafah ”tut wuri handayani“, pendidik  mampu memberikan dukungan, dorongan, dan kepercayaan bagi peserta didiknya untuk mempersipkan diri menjadi sosok yang mandiri  motivator.

          Momen hari Guru tahun 2025, ini bukan hanya sebagai “euphoria” semata, tapi  dijadikan momen refleksi bagi pendidik agar kehadirannya di kelas, di sekolah, di masyarakat tak tergantikan oleh tekhnologi. Kehadiran sosok pendidik yang bisa digugu dan ditiru selalu diharapkan, pendidik memiliki peran pendidik itu sangat urgen tak bisa digantikan terutama sebagai sebagai sumber inspirasi, tauladan, pembimbing dalam pembentukkan karakter peserta didik di sekolah.   

         Kemajuan tekhnologi dalam pembelajaran bagi pendidik, bisa menjadi peluang yang positip dalam upaya membangun karakter peserta didik di sekolah, tekhnologi dapat menfasilitasi pembelajaran yang sesuai kebutuihan, dan gaya belajar peserta didik, kemajuan tekhnologi dapat memberikan banyak alternatif bagi pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar yang lebih kondusif dan dapat mengembangkan karakter peserta didik secara lebih menyeluruh.

Upaya Membangun Membangun Karakter Mulia Pesrta Didik

       Saat ini pemerintah dalam upaya mewujudkan Indonesia emas tahun 2045, melakukan banyak upaya dalam membangun karakter peserta didik yang dimulai dari tingkat fondasi (TK) sampai Tingkat menengah (SMA), upaya membangun karakter peserta didik seperti digalakannya bagi sekolah untuk melaksanakan pembiasaan yag di kenal 7 kebiasaan Anak Indonesia Hebat ( 7 KAIH ) yaitu nilai-nilai karakter positif yang membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang unggul,berakhlak dan berdaya saing tinggi .Tujuh kebiasaan tersebut antara lain rajin beribadah, berolahraga, gemar belajar, gemar bermasyarakat, makan makanan sehat bergizi, dan tidur lebih cepat. Upaya inin tak akan berjalan tanpa peran serta dari pendidik dengan bekerja sama dengan orang tua dan masyarat, termasuk media dalam mewujudkan 4 pilar Pendidikan.

         Upaya membangun karakter peserta didik yaitu melalui peningkatan Pendidikan Agama melalui kegiatan pembiasaan yang dipelopori oleh para guru di sekolah baik untuk peningkatan karakter religious, karakter kebangsaan juga karakter gotong royong. Upaya membangun karakter peserta didik di sekolah adalah melalui kegiatan pembiasaan, melalui  peringatan hari besar Islam, kegiatan kepramukaan dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaam, seperti contoh organisasi Rohis bagi peserta didik SLTA, salat berjamaah di sekolah, tadarus Al Qur’an.

         Upaya apapun tak akan berjalan dengan baik tanpa adanya peran dari seorang pendidik untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, Upaya yang dapat dilakukan pendidik dalam membangun karakter peserta didik diantaranya:

1.  Pendidik harus mampu menginternalisasikan nilai nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran.

2. Pendidik harus mampu mengembangkan pembelajaran berbasis tekhnologi pembelajaran dengan memanfaatkan tekhnologi digital untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik, seperti diskusi online, presentasi digital, pembuatan konten kreatif.

3. Peran pendidik bukan hanya sebagai pengajar, pendidik, pembimbing, tapi juga sebagi fasilitator, mentor, teman, dan sosok teladan.

        Dengan mengimplementasikan nilai-nilai karakter dalam kehidupan di sekolah, selanjutnya di amalkan juga di rumah dan masyarakat membangun karakter peserta didik di atas diharapkan pendidik dapat menjadi agen perubahan yang efektif dalam membentuk karakter peserta didik yang tangguh, beretika, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Pendidik sebagai pilar pembentuk masa depan bangsa mampu menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam dalam pembelajaran, Menjadi uswatun khasanah bagi peserta didik di sekolah, mengimplementasikan falsafah Ki Hajar Dewantara, Ing ngarsa sung tulada, ing madyo mangun karso dan tutwuri handayani  dalam posisi sebagai pemimpin, orang tua di sekolah. Dan membangun hubungan yang harmonis dan positif dengan para peserta didiknya. Dengan pendekatan yang ramah dan penuh Empati, peserta didik merasa dihargai dan termotivasi untuk berbuat baik.

Kesimpulan

       Dalam Era disrupsi teknologi peran pendidik tak tergantikan sebagai sosok guru yang digugu dan ditiru. Karakter guru menjadi tauladan bagi karakter anak didiknya.Tekhnologi boleh berkembang pesat mewarnai seluruh aspek kehidupan namun pondasi kuat karakter yang dimiliki pserta didik akan menjadi tameng kuat dalam menghadapi tantangan global. Meski teknologi membuka peluang pembelajaran yang lebih luas dan efisien, dampak negatif seperti krisis karakter menjadi tantangan serius. Karena itu, peran pendidik tetap tidak tergantikan pendidik harus menjadi teladan, pembimbing, dan motivator yang menanamkan nilai moral dan karakter pada peserta didik. Dengan mengintegrasikan nilai karakter ke dalam pembelajaran dan memanfaatkan teknologi secara bijak, pendidik berperan penting dalam membentuk generasi berakhlak, cerdas, dan siap menyongsong Indonesia Emas 2045.

Post a Comment

0 Comments