Oleh: Thoyibah
NIM: 53325004
Program Studi Pendidikan Agama
Islam Program Doktor Pascasarjana Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman
Wahid Pekalongan
Saat
ini dalam semua aspek kehidupan manusia sudah terbantukan dengan hadirnya
tekhnologi. Di satu sisi kehadiran dan perkembangan tekhnologi sangat membantu
dalam menyelesaikan tugas sehari-hari, namun perkembangan tekhnologi juga
membawa dampak yang negativ dalam kehidupan, apabila kita tidak bijak dalam
menggunakannya. termasuk damapk tekhnologi juga mempengaruhi dunia pendidikan.
Pendidikan di Indonesia, khusunya
terkait Pendidikan karakter saat ini menghadapi tantangan yang begitu besar yaitu
adanya perkembangan teknologi saat ini membawa perubahan besar dalam kehidupan
manusia. Akibat pesatnya perkembangan tekhnologi saat ini hidup pada zama (era)
yang disebut disrupsi.
Era
disrupsi dapat diartikan sebagai era atau zaman, yang pada zaman itu terjadi
kekacauan dan ketercerabutan dari akarnya, Era atau zaman terjadinya perpindahan,
dari kenyataan lama ke kenyataan baru dari kenyataan fisik, geografis, ke kenyataan
dunia maya, mulai dari komunikasi, informasi. permainan dan pemetaan. Adanya
kondisi disrupsi ketika kemajuan teknologi merombak pola lama dan
menciptakan cara baru yang lebih cepat, efisien, dan masif. Hal ini tentunya berdampak
pada hampir semua aspek kehidupan, termasuk dunia Pendidikan.
Kita dapat mengamati dalam proses pendidikan
yang berjalan saat ini, kehadiran tekhnologi telah banyak membawa perubahan. Jika
dahulu proses belajar mengajar berlangsung di ruang kelas kini pembelajaran
dapat dilakukan secara daring melalui aplikasi, berbagai platform digital. Kita
juga dapat memperoleh akses pengetahuan pun tidak lagi terbatas pada buku
cetak, melainkan tersedia dalam bentuk e-book, video, forum virtual, hingga
kecerdasan buatan. Perkembangan tekhnologi yang pesat satu sisi memberikan
banyak peluang kemudahan di sisi lain mendatangkan tantangan serius yang
dihadapi oleh para pendidik iknya di sekolah.
Menghadapi kondisi kemajuan pesat tekhnologi
jika tidak diantisipasi adanya upaya membangun karakter bagi peserta didik
khusunya di sekolah tentunya akan banyak menimbulkan dampak negativ baik bagi
pribadi peserta didik itu sendiri, atau dampak lingkungan keluarga dan masyarakat
di mana peserta didik tersebut tinggal. Dalam tulisan ini menyoroti bagaimana
posisi dan peran pendidik di sekolah dalam membangun karakter peserta didik di
sekolah.
Dalam tulisan ini Penulis ingin mengajak
kepada para pendidik untuk menhadapi tantangan tekhnologi dan pengaruhnya bagi
karakter peserta didik dan membuka kesadarn kepada para pendidik bahwa peran
mereka tak akan tergantikan peran pendidik tak tergantikan oleh kemajuan
tekhnologi.
Tantangan
dan Peluang di Era Disrupsi Tekhnologi
Menjadi tantangan juga bagi para
pendidik di sekolah untuk menyadari tugasnya di sekolah bukan hanyatransfer
pengetahuan kepada peserta didik, tapi juga berperan sebagai pendidik,
pembimbing, suri tauladan yang perannya tak dapat digantikan dengan hadirnya
berbagai macam sumber belajar berbasis tekhnologi. Namun perannya sebagai sosok teladan, seperti apa yang disampaikan
oleh Ki Hajar Dewantara, bahwa peran pendidik didepan sebagai sosok teladan (
ing Ngarso sung tulodo ) sosok yang
menjadi inspirasi kebaikan bagi peserta didiknya, ketika di tengah peserta
didiknya, mampu menumbuhkan semangat, inisiatip
dan motivasi dalam berbuat kebaikan, Dan pendidik ketika di belakang seorang pendidik bisa berpegang pada falsafah ”tut
wuri handayani“, pendidik mampu
memberikan dukungan, dorongan, dan kepercayaan bagi peserta didiknya untuk
mempersipkan diri menjadi sosok yang mandiri motivator.
Momen hari Guru tahun 2025, ini bukan
hanya sebagai “euphoria” semata, tapi
dijadikan momen refleksi bagi pendidik agar kehadirannya di kelas, di
sekolah, di masyarakat tak tergantikan oleh tekhnologi. Kehadiran sosok pendidik
yang bisa digugu dan ditiru selalu diharapkan, pendidik memiliki peran pendidik
itu sangat urgen tak bisa digantikan terutama sebagai sebagai sumber inspirasi,
tauladan, pembimbing dalam pembentukkan karakter peserta didik di sekolah.
Kemajuan tekhnologi dalam pembelajaran
bagi pendidik, bisa menjadi peluang yang positip dalam upaya membangun karakter
peserta didik di sekolah, tekhnologi dapat menfasilitasi pembelajaran yang
sesuai kebutuihan, dan gaya belajar peserta didik, kemajuan tekhnologi dapat
memberikan banyak alternatif bagi pendidik untuk menciptakan lingkungan belajar
yang lebih kondusif dan dapat mengembangkan karakter peserta didik secara lebih
menyeluruh.
Upaya
Membangun Membangun Karakter Mulia Pesrta Didik
Saat ini pemerintah dalam upaya
mewujudkan Indonesia emas tahun 2045, melakukan banyak upaya dalam membangun
karakter peserta didik yang dimulai dari tingkat fondasi (TK) sampai Tingkat
menengah (SMA), upaya membangun karakter peserta didik seperti digalakannya
bagi sekolah untuk melaksanakan pembiasaan yag di kenal 7 kebiasaan Anak
Indonesia Hebat ( 7 KAIH ) yaitu nilai-nilai karakter positif yang membantu
anak tumbuh menjadi pribadi yang unggul,berakhlak dan berdaya saing tinggi
.Tujuh kebiasaan tersebut antara lain rajin beribadah, berolahraga, gemar
belajar, gemar bermasyarakat, makan makanan sehat bergizi, dan tidur lebih
cepat. Upaya inin tak akan berjalan tanpa peran serta dari pendidik dengan
bekerja sama dengan orang tua dan masyarat, termasuk media dalam mewujudkan 4
pilar Pendidikan.
Upaya membangun karakter peserta didik
yaitu melalui peningkatan Pendidikan Agama melalui kegiatan pembiasaan yang
dipelopori oleh para guru di sekolah baik untuk peningkatan karakter religious,
karakter kebangsaan juga karakter gotong royong. Upaya membangun karakter peserta
didik di sekolah adalah melalui kegiatan pembiasaan, melalui peringatan hari besar Islam, kegiatan
kepramukaan dan kegiatan ekstrakurikuler keagamaam, seperti contoh organisasi
Rohis bagi peserta didik SLTA, salat berjamaah di sekolah, tadarus Al Qur’an.
Upaya apapun tak akan berjalan dengan
baik tanpa adanya peran dari seorang pendidik untuk menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari, Upaya yang dapat dilakukan pendidik dalam membangun
karakter peserta didik diantaranya:
1. Pendidik harus mampu menginternalisasikan
nilai nilai karakter dalam setiap aspek pembelajaran.
2. Pendidik harus mampu mengembangkan
pembelajaran berbasis tekhnologi pembelajaran dengan memanfaatkan tekhnologi
digital untuk meningkatkan ketrampilan peserta didik, seperti diskusi online,
presentasi digital, pembuatan konten kreatif.
3. Peran pendidik bukan hanya sebagai
pengajar, pendidik, pembimbing, tapi juga sebagi fasilitator, mentor, teman, dan
sosok teladan.
Dengan mengimplementasikan nilai-nilai
karakter dalam kehidupan di sekolah, selanjutnya di amalkan juga di rumah dan masyarakat
membangun karakter peserta didik di atas diharapkan pendidik dapat menjadi agen
perubahan yang efektif dalam membentuk karakter peserta didik yang tangguh,
beretika, kreatif, dan mampu menghadapi tantangan di masa depan. Pendidik sebagai
pilar pembentuk masa depan bangsa mampu menginternalisasikan nilai-nilai ajaran
Islam dalam pembelajaran, Menjadi uswatun khasanah bagi peserta didik di
sekolah, mengimplementasikan falsafah Ki Hajar Dewantara, Ing ngarsa sung
tulada, ing madyo mangun karso dan tutwuri handayani dalam posisi sebagai pemimpin, orang tua di
sekolah. Dan membangun hubungan yang harmonis dan positif dengan para peserta
didiknya. Dengan pendekatan yang ramah dan penuh Empati, peserta didik merasa
dihargai dan termotivasi untuk berbuat baik.
Kesimpulan
Dalam Era disrupsi teknologi peran
pendidik tak tergantikan sebagai sosok guru yang digugu dan ditiru. Karakter
guru menjadi tauladan bagi karakter anak didiknya.Tekhnologi boleh berkembang
pesat mewarnai seluruh aspek kehidupan namun pondasi kuat karakter yang
dimiliki pserta didik akan menjadi tameng kuat dalam menghadapi tantangan
global. Meski teknologi membuka peluang pembelajaran yang lebih luas dan
efisien, dampak negatif seperti krisis karakter menjadi tantangan serius.
Karena itu, peran pendidik tetap tidak tergantikan pendidik harus menjadi
teladan, pembimbing, dan motivator yang menanamkan nilai moral dan karakter
pada peserta didik. Dengan mengintegrasikan nilai karakter ke dalam
pembelajaran dan memanfaatkan teknologi secara bijak, pendidik berperan penting
dalam membentuk generasi berakhlak, cerdas, dan siap menyongsong Indonesia Emas
2045.

0 Comments