Nayla
Ifadah Agusta (20624044)
Etika
Profesi Keguruan B
PENDAHULUAN
Perkembangan
teknologi yang sangat cepat telah mengubah banyak aspek kehidupan manusia,
termasuk di bidang pendidikan. Era digital menciptakan baik kesempatan maupun
tantangan bagi sistem pendidikan di Indonesia, khususnya dalam mempersiapkan
generasi muda menuju Indonesia Emas 2045. Di tengah cepatnya transformasi
digital, posisi guru tetap tidak tergantikan oleh mesin atau kecerdasan buatan.
Guru tetap menjadi tokoh utama dalam membentuk generasi yang tidak hanya
memiliki kecerdasan intelektual, tetapi juga karakter yang baik, akhlak yang
mulia, serta kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dalam hal
ini, guru yang berkualitas memiliki peran yang sangat penting sebagai kunci
untuk menghasilkan generasi emas yang hebat di era digital.
ISI
Guru
yang berkualitas adalah seseorang yang dapat menjalankan perannya sebagai
pengajar, fasilitator, dan pemandu bagi siswa untuk menghadapi tantangan dunia
modern. Guru perlu menguasai keterampilan pengajaran berbasis digital agar
dapat meningkatkan kapasitas mereka di era ke-21, sesuai dengan tuntutan akan
kemampuan literasi digital yang memadai dan tingkat kreativitas yang tinggi
(Rahayuningsih, Y. S., & Muhtar, T., 2022). Diera digital, guru perlu
mengintegrasikan teknologi sebagai alat bantu dalam pembelajaran, bukan sebagai
tujuan akhir, serta tetap mempertahankan nilai-nilai kemanusiaan di tengah penggunaan
teknologi. Dengan cara ini, guru yang berkualitas tidak hanya menyampaikan
pengetahuan, tetapi juga menanamkan nilai-nilai, etika, dan keterampilan yang
diperlukan di abad ke-21 kepada siswa.
Sifat
guru yang berkualitas juga terlihat dari kemampuannya dalam memotivasi siswa
untuk belajar. Dalam konteks pembelajaran digital, guru berfungsi sebagai
fasilitator yang membantu siswa agar dapat belajar secara mandiri dan
bertanggung jawab. Dengan memanfaatkan teknologi seperti Learning Management
System (LMS), media interaktif, atau aplikasi kolaborasi, guru dapat
menciptakan lingkungan belajar yang menginspirasi dan menantang. Namun,
kemampuan seorang guru tidak hanya dinilai dari keterampilan teknologinya,
tetapi juga dari kepekaan sosial dan emosionalnya dalam mendampingi siswa
menghadapi perubahan yang begitu cepat.
Menjadi
guru yang berkualitas digital tidaklah sederhana. Berbagai tantangan harus
dihadapi, mulai dari kurangnya infrastruktur, ketidakmerataan akses digital,
hingga masih rendahnya kemampuan teknologi diantara beberapa pengajar. Masalah
yang dihadapi oleh guru di era digital mencakup krisis etika, kemampuan
digital, masalah sosial, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, bertindak
sebagai contoh, dan pemanfaatan alat pembelajaran yang berbasis teknologi
(Zebua, 2023). Banyak guru masih memanfaatkan teknologi hanya sebagai alat
untuk presentasi, tidak sebagai sarana untuk meningkatkan interaksi, kerja
sama, atau inovasi siswa.
Selain
itu, ada tantangan lain yang muncul akibat transformasi karakter siswa di era
digital. Generasi sekarang dibesarkan dalam suasana yang cepat dan berteknologi
tinggi, yang berdampak pada perubahan cara berpikir serta belajar. Para guru
sebagai pengajar perlu memahami karakteristik generasi digital yang lebih
kritis, mudah kehilangan minat, dan cenderung menginginkan kebebasan dalam
proses belajar. Tanpa strategi yang inovatif, pengalaman belajar akan terasa
monoton dan tidak memiliki makna. Oleh karena itu, para guru harus menyesuaikan
metode pengajaran agar lebih adaptif, relevan, dan sesuai dengan tuntutan
zaman.
Faktor
lain yang juga sangat penting adalah kesejahteraan serta motivasi para guru.
Guru yang menghadapi banyak tugas administratif dan minim dukungan dari lembaga
pendidikan biasanya mengalami kesulitan untuk mengembangkan kreativitas mereka.
Sementara itu, Guru yang berkualitas perlu diberi kesempatan untuk berinovasi
dan ruang untuk terus belajar agar bisa menyesuaikan diri dengan kemajuan
teknologi yang terus berubah.
Untuk
menciptakan generasi emas, dibutuhkan pendekatan yang terencana dalam
meningkatkan kualitas guru. Pertama, diperlukan pelatihan berkelanjutan yang
berbasis teknologi yang disesuaikan dengan kebutuhan konkret para guru di
lapangan. Kegiatan pelatihan ini tidak hanya fokus pada keterampilan teknis,
tetapi juga pada pemahaman pedagogi dan etika dalam penggunaan teknologi.
Peningkatan kualitas guru sebagai pengajar mencakup penerapan penguasaan
teknologi dalam pendidikan dengan sikap profesional yang kuat, didasarkan pada
pelatihan yang berlangsung secara terus-menerus dan kebijakan yang fleksibel
(Faliki, et al., 2025). Teknologi akan lebih bermakna jika para
guru dapat menanamkan nilai-nilai moral, rasa tanggung jawab, serta etika dalam
dunia digital kepada siswa.
Kedua,
guru perlu memiliki sikap sebagai pembelajar seumur hidup. Dunia digital terus
mengalami perkembangan, sehingga pengajar tidak boleh berhenti belajar setelah
menyelesaikan satu atau dua pelatihan. Guru yang berkualitas adalah mereka yang
reflektif, dapat menilai praktik pengajaran mereka sendiri, serta terbuka
terhadap hal-hal baru. Kerja sama antar pengajar juga sangat krusial dalam
membentuk komunitas belajar profesional yang mendukung peningkatan kompetensi
bersama.
Ketiga,
Dukungan dari pemerintah serta institusi pendidikan sangat krusial untuk
meningkatkan profesionalisme guru di era digital dengan cara memberikan
pelatihan teknologi, mendorong kerjasama, dan mengadakan perbincangan profesi
(Purba et al., 2024). Melalui kerjasama antara guru, sekolah, pemerintah, dan
masyarakat, impian menciptakan generasi yang unggul akan lebih mudah dicapai.
Dalam
implikasi guru yang berkualitas memberikan pengaruh besar dalam pembentukan
generasi emas Indonesia. Generasi emas yang diimpikan bukan hanya pintar dalam
bidang akademis, tetapi juga memiliki kemampuan literasi digital, kemampuan
berpikir luas, dan sikap yang kuat. Apabila guru dapat menggabungkan teknologi
dengan nilai-nilai kemanusiaan, maka siswa akan berkembang menjadi individu
yang tidak hanya paham tentang digital, tetapi juga beretika dan bertanggung
jawab. Dengan demikian, peran guru berkualitas dianggap sebagai penggerak dalam
menciptakan sumber daya manusia yang unggul dan siap menghadapi tantangan
globalisasi serta revolusi industri 4.0.
Selain
itu,guru yang berkualitas juga mendukung terciptanya sistem pendidikan yang
inklusif dan adil. Dengan bantuan teknologi, pendidik dapat memperluas akses
pembelajaran, menciptakan materi pembelajaran digital yang bisa diakses oleh
semua siswa, termasuk mereka yang tinggal di daerah terpencil. Pendidik yang
handal mampu menggunakan teknologi bukan untuk menggantikan peran manusia,
melainkan untuk memperkuat nilai-nilai kemanusiaan dalam dunia pendidikan. Inti
yang sebenarnya dari pendidikan di era digital ini: membentuk individu yang
cerdas, kreatif, dan berbudi pekerti luhur.
PENUTUP
Guru
yang berkualitas adalah fondasi utama untuk menciptakan generasi emas Indonesia
di era digital. Kemajuan teknologi memang membawa transformasi yang signifikan,
tetapi manusia tetap menjadi fokus utama dalam setiap proses pendidikan. Tenaga
pendidik yang memiliki keahlian, sikap, dan kemampuan beradaptasi dengan
kemajuan teknologi dapat mengarahkan siswa menuju masa depan yang lebih cerah.
Oleh karena itu, peningkatan mutu guru harus menjadi perhatian utama bersama,
baik dari pemerintah, institusi pendidikan, maupun masyarakat.
Melalui
pendidikan yang berkelanjutan, penguasaan teknologi, dan penanaman nilai-nilai
karakter, pengajar dapat berfungsi sebagai pendorong terbentuknya generasi emas
yang cerdas dan memiliki karakter yang kuat. Generasi ini akan menjadi penentu
kemajuan Indonesia di tahun 2045. Oleh karena itu, tidaklah berlebihan jika
dikatakan bahwa investasi terpenting untuk masa depan negara bukan pada
bangunan fisik, tetapi pada kualitas para guru. Karena di tangan guru yang
berkualitas, masa depan bangsa akan ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA
Faliki, A. N., Nurkhasanah, A. T., Soraya,
E., & Chamdani, M. Meningkatkan Kualitas Guru untuk Menjawab Tantangan
Abad 21. In Social, Humanities, and Educational Studies (SHES): Conference
Series (Vol. 8, No. 3).
Purba, R. D., Az Zahra, S., Hutagalung, R.
R., & Nasution, A. F. (2024). Strategi pengembangan profesionalisme guru di
era digital. Jurnal Tarbiyah bil Qalam, 8(1), 88–95.
Rahayuningsih, Y. S., & Muhtar, T.
(2022). Pedagogik digital sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi guru
abad 21. Jurnal Basicedu, 6(4), 6960-6966.
Zebua, F. R. S. (2023). Analisis
tantangan dan peluang guru di era digital. Jurnal Informatika Dan Teknologi
Pendidikan, 3(1), 21-28.
0 Comments