Pahlawan Tanpa Upah Layak: Menggugat Sistem Penggajian Guru di Indonesia

Moh. Syaiful Huda (20624012)

Etika Profesi Keguruan - B

 

Guru sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, karena perannya dalam membentuk generasi bangsa yang berpendidikan. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga membimbing, membentuk karakter, dan menyiapkan generasi penerus dengan penuh pengorbanan. Ironisnya, gaji guru di Indonesia masih terbilang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya. Ketimpangan tidak hanya menjadi ketidakadilan bagi pendidik, tetapi berdampak pada kualitas pendidikan dan masa depan anak-anak bangsa. Esai ini akan membahas kritik terhadap sistem penggajian guru di Indonesia melalui perbandingan dengan praktik di negara lain, serta implikasinya terhadap mutu pendidikan nasional.

Peran dan Tantangan Guru di Indonesia

Guru memiliki peran yang sangat penting dalam dunia pendidikan, tidak hanya sebagai pengajar, tetapi juga sebagai pembimbing, motivator, dan pembentuk karakter siswa. Dalam UU No. 14 Tahun 2005, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Mereka bertanggung jawab menyampaikan ilmu, menilai perkembangan akademik, membina sikap, serta mendampingi kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, guru juga menghadapi beban administratif yang berat, mulai dari penyusunan laporan, evaluasi kurikulum, hingga hingga berbagai kewajiban dokumentasi yang menambah tekanan pekerjaan mereka.

Ironisnya, dedikasi dan tanggung jawab besar yang diemban guru seringkali tidak sebanding dengan gaji yang mereka terima. Banyak guru yang masih memperoleh penghasilan yang jauh dari kata cukup untuk sekadar memenuhi kebutuhan hidup, apalagi untuk meningkatkan kompetensi profesional. Kondisi ini tidak hanya menurunkan motivasi guru, namun juga berpotensi memengaruhi kualitas pembelajaran dan masa depan siswa. Ketimpangan antara peran yang diemban dan kompensasi yang diterima menjadi salah satu tantangan terbesar dalam sistem pendidikan Indonesia saat ini.

Perbandingan Sistem Penggajian Guru di Negara Lain

Menurut laporan dari OECD tentang Kebijakan Pendidikan, gaji untuk guru di Finlandia yang mengajar di tingkat menengah tidak jauh berbeda dengan pekerja lain yang berpendidikan tinggi. Contohnya, guru di tingkat menengah dengan pengalaman tertentu mendapatkan gaji yang hampir sama, sekitar 99%, dengan mereka yang memiliki gelar pendidikan tinggi rata-rata. Data juga menunjukkan bahwa pengeluaran untuk gaji guru per siswa di Finlandia cukup tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara lain di OECD, yang menunjukkan bahwa negara tersebut serius dalam menginvestasikan uang untuk guru, meskipun mereka memiliki beban mengajar dan jam kerja yang lebih sedikit.

Namun, meskipun guru di Finlandia dihargai dengan baik, gaji mereka tidak bisa dibilang "sangat tinggi" jika dibandingkan dengan banyak negara lain. Berdasarkan penelitian, penghasilan mereka cukup stabil tetapi tidak termasuk dalam kategori gaji yang sangat besar dibandingkan dengan pekerjaan lain. Tingkat kepuasan guru terhadap gaji mereka di Finlandia juga terbilang baik: data dari TALIS menunjukkan bahwa hampir setengah dari para guru puas dengan gaji yang mereka terima, lebih tinggi daripada rata-rata di OECD.

Di Singapura, guru diperlakukan sebagai profesional yang sangat berharga, dan struktur karier serta pembayaran untuk mereka sangat teratur. Berdasarkan penelitian berjudul Studi Komparatif: Profesi Guru di Singapura dan Indonesia oleh Salsabila dan rekan-rekan (2025), proses untuk merekrut guru di Singapura sangat ketat dan dilengkapi dengan program pengembangan profesional yang mendalam melalui lembaga seperti National Institute of Education (NIE).

Mengenai gaji, guru di Singapura mendapatkan pembayaran bulanan antara SGD 3.000 hingga SGD 6.000, tergantung pada pengalaman mereka, dan ada tunjangan tambahan berdasarkan kinerja atau posisi. Namun, meski gaji yang diterima cukup menarik, masyarakat memberikan kritik bahwa beban kerja guru di Singapura tetap tinggi. Beberapa guru mengungkapkan bahwa jumlah jam kerja mereka tidak sepenuhnya tercatat dalam survei resmi, dan pekerjaan yang tidak terkait mengajar cukup banyak.

Faktor yang Mempengaruhi Sistem Penggajian Guru di Indonesia

Sistem gaji bagi guru di Indonesia dipengaruhi oleh banyak hal yang saling terhubung, yang menjelaskan mengapa penghasilan guru masih kurang layak. Salah satu penyebab utamanya adalah anggaran pendidikan yang terbatas. Meskipun dana untuk pendidikan meningkat setiap tahun, sebagian besar uang tersebut digunakan untuk membangun gedung, fasilitas, dan program-program pemerintah. Hal ini membuat dana untuk gaji guru, khususnya guru honorer atau non-PNS, sering kali tidak cukup, sehingga gaji mereka tidak sesuai dengan tugas yang mereka jalani.

Selanjutnya, kebijakan pemerintah dan cara gaji ditentukan juga sangat penting. Guru PNS mendapatkan gaji sesuai dengan pangkat dan lama kerja menurut aturan nasional, sedangkan guru honorer sering kali dibayar jauh di bawah standar dan tidak mendapatkan tunjangan atau bonus. Ketidakmerataan ini menciptakan perbedaan antara guru, bahkan di sekolah yang sama.

Pandangan masyarakat terhadap pekerjaan guru juga mempengaruhi situasi ini. Di beberapa daerah, menjadi guru dianggap sebagai pekerjaan sementara atau kurang bergengsi. Kurangnya penghargaan dari masyarakat membuat pemerintah kurang memprioritaskan anggaran untuk gaji guru, sehingga usaha untuk menaikkan gaji mereka jadi terbatas.

Di samping itu, beban kerja administratif dan aturan birokrasi juga menambah tekanan bagi para guru. Mereka tidak hanya mengajar, tetapi juga harus membuat RPP, laporan penilaian, dan berbagai dokumen kurikulum. Sayangnya, beban tambahan ini jarang diimbangi dengan kenaikan gaji, sedangkan sistem birokrasi yang rumit membuat perubahan gaji berjalan perlahan.

 

Faktor terakhir adalah situasi ekonomi dan perbedaan antara daerah. Di kota besar, gaji guru mungkin lebih tetap, tetapi di daerah terpencil, guru sering mendapatkan bayaran rendah dan harus mencari pekerjaan tambahan. Perbedaan ini menimbulkan kesenjangan dalam kualitas dan semangat kerja guru di berbagai tempat.

Secara keseluruhan, faktor-faktor ini menunjukkan bahwa masalah gaji guru bukan sekadar soal angka, tetapi juga berkaitan dengan kebijakan, ekonomi, sosial, dan birokrasi. Tanpa adanya perubahan yang menyeluruh, sistem gaji guru di Indonesia akan tetap tidak seimbang dengan tanggung jawab besar yang mereka miliki.

Implikasi Gaji Guru terhadap Pendidikan

Gaji yang rendah untuk guru punya pengaruh besar terhadap kualitas pendidikan di Indonesia. Pertama, semangat dan kinerja guru sering terpengaruh. Ketika guru merasa gajinya tidak sebanding dengan tanggung jawab dan banyaknya pekerjaan, mereka bisa jadi kurang bersemangat dalam mengajar, kurang kreatif dalam metode pembelajaran, dan kadang hanya melakukan yang paling dasar. Situasi ini langsung mempengaruhi pengalaman belajar siswa, yang jadi mendapatkan pengajaran yang tidak maksimal.

Kedua, kualitas pendidikan di negara kita juga terkena dampak. Saat guru-guru terbaik memilih pergi dari profesi ini atau bekerja di tempat lain dengan gaji yang lebih baik, sekolah kehilangan pendidik yang berbakat. Hal ini membuat pengajaran menjadi kurang baik, ada perbedaan kemampuan antara siswa, dan sulit untuk mencapai standar pendidikan internasional.

Ketiga, masalah gaji guru juga menambah kesenjangan pendidikan antar daerah. Di kota besar, guru mungkin mendapatkan gaji yang lebih teratur, sementara di daerah terpencil, banyak guru yang berjuang dengan gaji rendah dan harus mencari cara lain untuk mendapatkan uang. Kesenjangan ini membuat ada perbedaan nyata dalam kualitas pendidikan antara satu daerah dengan daerah lain, dan memperlebar jarak kesempatan belajar bagi siswa.

Keempat, gaji yang tidak cukup juga bisa menyebabkan masalah brain drain di bidang pendidikan. Guru-guru yang memiliki keterampilan mungkin meninggalkan pekerjaan ini atau bahkan pergi ke negara lain yang memberi gaji lebih baik, sehingga apa yang negara investasikan untuk melatih guru tidak mendapatkan hasil yang diharapkan.

Dengan kata lain, gaji guru bukan hanya masalah keuangan pribadi, tetapi juga menunjukkan seberapa baik sistem pendidikan kita. Sistem penggajian yang adil dan memadai tidak hanya menghargai guru sebagai pahlawan pendidikan, tetapi juga memastikan bahwa siswa mendapatkan pendidikan yang baik, dan masa depan negara bisa dibangun dengan dasar kemampuan dan motivasi guru yang baik.

Upaya Perbaikan Sistem Penggajian Guru

Untuk menangani perbedaan gaji guru dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia, kita perlu melakukan beberapa langkah perbaikan secara menyeluruh. Pertama, sangat penting untuk meningkatkan gaji serta tunjangan sesuai dengan tanggung jawab yang diemban. Para guru harus mendapatkan bayaran yang pantas dengan pekerjaan dan tanggung jawab mereka, termasuk tunjangan khusus bagi guru yang mengajar di daerah terpencil atau yang menghadapi kelas yang sulit.

Kedua, peningkatan profesionalisme dan kualifikasi guru harus menjadi perhatian utama. Dengan pendidikan tambahan, pelatihan, dan sertifikasi profesional, guru bisa mendapatkan dasar yang jelas untuk mendapatkan gaji yang lebih adil. Cara ini terinspirasi dari sistem Finlandia, di mana guru dengan kualifikasi tinggi mendapatkan penghargaan melalui gaji dan pengakuan profesional yang baik.

Ketiga, penggunaan insentif yang berdasarkan kinerja dapat memicu inovasi dan semangat mengajar. Jika ada tambahan kompensasi berdasarkan pencapaian dan dedikasi, guru akan lebih termotivasi untuk meningkatkan cara mereka mengajar, seperti yang dilakukan di Singapura.

Keempat, pengakuan sosial dan profesional terhadap guru juga sangat penting. Selain dari segi finansial, memberikan penghargaan kepada guru atas dedikasi mereka melalui penghargaan, kampanye, dan melibatkan mereka dalam pengambilan keputusan pendidikan dapat meningkatkan rasa dihargai dan kesetiaan terhadap profesi mereka.

Terakhir, perbaikan sistem birokrasi dan transparansi sangat diperlukan agar setiap guru bisa menerima hak-haknya tepat waktu dan sesuai dengan aturan. Mempermudah prosedur administrasi yang berkaitan dengan gaji dan tunjangan akan mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kesejahteraan guru.

Dengan langkah-langkah ini, sistem gaji untuk guru tidak hanya akan lebih adil, tetapi juga bisa meningkatkan motivasi dan kualitas pendidikan secara keseluruhan. Meningkatkan gaji dan penghargaan untuk guru sebenarnya adalah investasi yang sangat penting untuk masa depan negara.

Menegaskan Pentingnya Gaji Layak untuk Guru

Dari diskusi sebelumnya, jelas bahwa gaji guru bukan hanya soal uang pribadi, tetapi juga hal yang sangat penting dalam menentukan kualitas pendidikan di Indonesia. Perbedaan gaji, terutama antara guru PNS dan guru honorer atau yang bekerja di daerah terpencil, mempengaruhi semangat, kerja, dan kehidupan para guru. Ini semua kemudian berpengaruh pada cara mereka mengajar dan kesempatan siswa untuk belajar dengan baik.

Jika kita lihat negara lain seperti Finlandia dan Singapura, ada bukti bahwa sistem gaji guru yang adil, terbuka, dan sesuai dengan kualifikasi serta prestasi dapat membuat guru lebih termotivasi, menarik tenaga pengajar berkualitas, dan menjaga pendidikan agar tetap baik. Selain itu, faktor dalam negeri seperti anggaran pendidikan, kebijakan pemerintah, proses birokrasi, dan pandangan masyarakat juga berkaitan dengan seberapa efektif sistem gaji guru di Indonesia.

Karena itu, perubahan dalam sistem gaji guru sangat penting dan tidak bisa ditunda lagi. Kenaikan gaji, tunjangan, bonus berdasarkan kinerja, serta pengakuan profesional dan sosial bagi guru harus dilakukan dengan cara yang terintegrasi. Dengan langkah ini, guru akan mendapatkan penghargaan yang pantas, kualitas pendidikan akan meningkat, dan masa depan generasi muda Indonesia bisa dibangun di atas dasar pendidikan yang kuat dan berkelanjutan.

REFERENSI

Bhakti, C. P., & Ghiffari, M. A. N. (2024). Model Pendidikan Profesi Guru: Perbandingan Indonesia dan Finlandia. Quantum: Seminar Nasional Fisika & Pendidikan Fisika.

Dalimunthe, P. C., Ash‑Shiddiqy, A. R., Indah, N. L., Siregar, K. Z., Muliana, M., & Priscarina, R. (2025). Perbandingan Sistem Pendidikan Indonesia dan Singapura: Tinjauan Literatur dan Implikasinya terhadap Kualitas Pendidikan Nasional. KNOWLEDGE: Jurnal Inovasi Hasil Penelitian & Pengembangan, 5(2), 321–328. DOI: 10.51878/knowledge.v5i2.5408.

OECD. (2025). Education at a Glance 2025: How Much Are Teachers and School Heads Paid? OECD Publishing. DOI: 10.1787/1c0d9c79-en.

 

 

 

Post a Comment

0 Comments