Di Balik Layar Kelas: Peranan Guru sebagai Pahlawan Tanpa Tanda Jasa Di Era Lajunya Teknologi

Nama: Nafa Adilla

NIM: 20325008

Kelas: PGMI A

I. Pendahuluan

     Pendidikan merupakan suatu proses untuk membentuk, mengembangkan dan mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, profesional dan bermoral. Pendidikan merupakan investasi paling utama untuk menyongsong anak bangsa menuju generasi emas di masa depan. Oleh karena itu perlu adanya upaya dan peran dari seorang guru untuk menyongsong dan membentuk generasi penerus bangsa di masa depan melalui pendidikan. Hal ini mencakup seperti keprofesionalan seorang guru dalam mengajar, penguasaan ilmu pengetahuan, pedagogik dan kompetensinya cukup baik juga kepribadian sifat dan sosialnya bagus. Dengan demikian peran dari seorang guru penting untuk bisa menguasai segala aspek tersebut.

      Kemudian kultural dan citra masyarakat yang mendoktrin guru dengan ungkapan "Pahlawan tanpa tanda jasa." menganggap bahwa profesi guru merupakan profesi yang sangat mulia dengan ikhlas tanpa pamrih mengajari anak-anak tanpa meminta imbalan yang besar. Sebagaimana yang kita ketahui, pada saat peralihan zaman kolonial menuju zaman merdeka. Sejarah mencatat bahwa peran guru dapat dikatakan sangat berbakti dalam menggambar masa depan bangsa dengan tanpa pamrih, hingga pada saat itu guru dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa (Tilaar, 2003).

 II Isi

      Ungkapan yang awalnya hanyalah sebuah metafora atau perumpamaan dalam masyarakat. Seiring berjalannya waktu berkembang menjadi sebuah kekuatan budaya dan sosial yang kuat. Sehingga ikut membentuk identitas profesi guru di masa mendatang. Akibatnya dengan adanya ungkapan "Pahlawan tanpa tanda jasa" seiring kali guru di Indonesia yang tidak memperoleh kesejahteraan hidup yang memadai justru dianggap sebagai guru yang autentik atau sejati.   Tanpa memikirkan aspek kemanusiaan dan hak-hak dasar mereka sebagai manusia. Secara tidak disadari, dampak jangka panjang dari hal ini adalah masyarakat Indonesia telah menanamkan stereotip kuat bahwa bagi seorang guru, hidup dalam penderitaan adalah suatu yang normal dan dapat diterima. Meski demikian banyak peran guru yang belum disadari oleh masyarakat, bahwa peran dari adanya seorang guru itu penting untuk membentuk generasi selanjutnya di masa depan untuk membentuk karakter bermoral dalam tingginya arus teknologi.

     Guru merupakan Landasan atau fondasi utama dalam berperan mewujudkan pendidikan berbasis karakter dalam proses pembelajaran anak-anak. Pendidikan karakter sendiri merupakan suatu proses transformasi untuk membentuk generasi penerus bangsa menjadi kepribadian yang tidak hanya cerdas secara intelektual tetapi juga berkarakter mulia dan bermoral dengan menerapkan nilai-nilai kehidupan. Dengan demikian peran guru sebagai role model dan garda terdepan menjadi kunci utama dalam pembentukan karakter anak didik. Penting untuk memahami bahwa kelas bukan hanya tempat pembelajaran formal, melainkan sebuah wahana pendidikan yang merangkul keberagaman dan membentuk peserta didik sebagai individu yang berkontribusi positif dalam masyarakat. Oleh karena itu, peran guru tidak hanya terletak pada kelas, tetapi juga melibatkan pembinaan di luar jam pelajaran, memberikan dukungan pribadi, dan menciptakan lingkungan yang mendukung pembentukan karakter (Julismawati1, Nur Eliana2 2024).

       Semakin lajunya era teknologi pada zaman sekarang tentunya menjadi tantangan yang akan dihadapi oleh guru pada abad ke-21 ini. Cepatnya tranformasi berita ataupun konten-konten yang beredar digawai menjadikan anak-anak bahkan tak jarang orang dewasa sekalipun menyimpulkan berita tersebut dengan tergesa-gesa tanpa menyaring sumber informasi tersebut datangnya darimana. Sehingga anak-anak cenderung sering mengikuti konten-konten yang masih viral tanpa memikirkan dampak yang akan terjadi. Dengan demikian guru menjadi jembatan antar anak didik untuk mengedukasi dan memilah, memilih, mengolah konten-konten positif untuk diimplementasikan dalam kehidupan sehari-harinya.

      Peranan guru untuk mengatasi anak-anak agar terhindar dari konten-konten negatif di media sosial bisa dengan cara pendekatan persuasif. Dengan mengajak murid untuk membatasi diri dan berhati-hati dalam penggunakan gadget khususnya media sosial. Kemudian dengan mengajak murid dengan membiasakan melihat konten yang bermutu dan mengedukasi sehingga bisa menjadi teladan untuk ditiru dan dicontoh anak-anak. Oleh sebab itu peranan guru sangat penting, tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan namun juga perlu pembinaan gadget di luar jam pelajaran untuk menciptakan lingkungan yang mendukung anak dalam pembentukan karakter.

       Krisis sosial dan moral akibat cepatnya teknologi juga menjadikan tantangan yang akan dihadapi oleh seorang guru. Dampak globalisasi era digitalisasi menjadikan rasa individualisme yang tinggi, sehinga semakin kesini nilai tradisional adat dan budaya semakin memudar jika tidak dilestarikan oleh generasi penerus bangsa. Guru memiliki peran penting untuk memperkenalkan akan budaya-budaya Indonesia yang beragam macamnya kepada anak didiknya untuk tetap melestarikam warisan leluhur. Dengan adanya teknologi guru bisa memanfaatkannya dengan cara memperlihatkan kesenian dan budaya dari suku masing-masing, misalnya tari tradisional Jaipong dari suku sunda tepatnya berasal dari Jawa Barat. Dengan demikian diperlukan adanya sosok penididik yang mempunyai kompetensi, tanggung jawab dan dedikasinya yang tinggi dalam menjalankan profesinya. Guru merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas pembelajaran. Fuad Hasan Mantan Mendiknas RI pernah mengatakan sebaik apapaun sistem pendidikan yang ada tanpa didukung oleh mutu pendidik atau guru yang memenuhi syarat, semuanya akan sia-sia.

III Penutup

       Di era teknologi abad ke-21 banyak peran guru yang perlu diperhatikan demi terciptanya masa depan cerah generasi penerus bangsa. Moral, etika dan karakter murid menjadi tantangan bagi seorang guru untuk mendesain sedemikan rupa menjadi anak didik yang tidak hanya memiliki kemampuan good intelegency namun perlu good attitude yang cukup. Sehingga penting bagi kita dan masyarakat luas untuk memaknai peranan guru tersebut dengan menghargai jasa-jasanya dan memperhatikan kesejahteraan hidupnya. Dengan demikian dapat terciptanya guru yang hebat dan bermartabat sehingga namanya abadi terkenang dalam peringatan Hari Guru Nasional yang bertepat pada tanggal 25 November.

     Peringatan Hari Guru Nasional bukan sekedar sebatas formalitas untuk penghormatan, namun bentuk peringatan kita dan masyarakat untuk sadar akan pentingnya guru di dunia ini. Guru yang telah berhasil mendidik, menempa dan mengabdikan diri demi generasi penerus bangsa perlu kita apresiasi akan jasa-jasanya dan kehadirannya. Dengan demikian kita perlu meneladani dari sosok guru untuk terus berjuang mengabdi demi negri ini layaknya pahlawan tanpa tanda jasa di era lajunya teknologi.


Daftar Pustaka:

Tilaar, H.A.R. (2003). Kekuasaan dan Pendidikan: Suatu Tinjauan dari Perspektif Kultural. Jakarta: IndonesiaTera.

Julismawati1, Nur Eliana2 (2024) Peran Guru Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik.http://journal.unesa.ac.id/index.php/PD Vol 03, No 10

Fuad Hasan, Kurikulum dan Sistem Pendidikan di Indonesia, Penerbit Pustaka.

Post a Comment

0 Comments