Nama : Shafa
Argya Assyahla
Nim :
20325018
Mata Kuliah
: Ilmu Pendidikan PGMI A
Dosen Pengampu : Prof. Dr. H. Muchlisin M.Ag.
A. Pendahuluan
Latar Belakang
Dengan
adanya Peringatan Hari Guru bertepatan pada tanggal
25 November 2025 diadakan untuk memuliyakan, merayakan,
serta sebagai bentuk penghargaan karena mereka adalah sosok yang sangat
berharga, pilar yang membawa anak bangsa sukes dari masa ke masa, dari yang
tidak tahu hingga bisa segalanya. Tetapi tidak dipungkiri semakin berkembangnya
zaman, guru justru di hadapkan dengan menururnya rasa nasionalisme siswa dengan
dibarengi banyaknya masuk budaya asing ke negeri tercinta ini.
Maka dari itu guru berperan penting sebagai pembentukan
karater siswa dalam menumbuhkan rasa nasionalisme yang tinggi terhadap
perkembangan zaman, terutama di era globalisasi yang ditandai dengan semakin
majunya teknologi, interaksi lintas budaya, jual-beli asing dan masih banyak
lagi. Sedangkan nasionalisme sendiri memiliki makna yaitu menumbuhkan rasa
cinta tanah air, bangga terhadap negara sendiri, serta tidak merendahkan negara
orang lain. Tetapi banyak kalangan anak muda justru melupakan makna nasionalisme
tersebut.
Zaman sekarang banyak siswa yang mengabaikan sifat nasionalisme dan menyepelekan hal - hal sederhana yang justru salah satu sebab hilangnya rasa nasionalisme. Dapat kita ambil contoh seperi masih banyaknya siswa yang belum khidmat saat berlangsungnya upacara kemerdekaan bukan hanya upacara kemerdekaan saja upacara peringatan-peringatan yang lain juga, atau banyak kalangan anak muda yang masih banyak membeli barang bukan dari produk dalam negeri dan lebih sering memakai produk dari luar negri. Sebagai seorang guru tidak hanya berperan menjadi pendidik, pengajar, tutor, tetapi sebagai contoh terhadap siswanya untuk penggerak dalam mengamalkan sifat nasionalismenya ke dalam diri siswa tersebut. Semakin banyak contoh yang diberikanya maka siswa akan sadar dengan sendirinya dan mencontoh perbuatan yang telah dilakukan oleh gurunya.
B. Pembahasan
Analisis : Tantangan dan Strategi Guru dalam menanamkan
rasa Nasionalisme di Era Globalisasi
Perlu kita fahami makna globalisasi
sendiri yaitu proses mendunia atau globe yang artinya dunia. Sedangkan menurut
(Supriyoko, IKIP Bandung:1996) globalisasi secara istilah berasal dari kata global
yang memiliki arti dalam bahasa inggris yaitu Embracing the wole of a group
of item (merangkul seluruh kelompok), Yang mana terdapat saling
ketergantungan dalam sosial, politik suatu bangsa dengan bangsa lain. Globalisai
ditandai dengan masuknya budaya asing
melalui arus teknologi informasi, perdagangan, media sosial, film-film
luar yang justru banyak disukai oleh kalangan remaja zaman sekarang. Yang mana membuat
generasi muda dapat lebih terpengaruh oleh nilai-nilai yang ada didalamnya jika
mempunyai rasa nasionalisme yang rendah atau bahkan tidak sama sekali. Salah
satu penyebab dari permasalahan tersebut yaitu kurangnya sikap guru dalam
mengamalkan serta menanamkan sikap nasionalisme pada dirinya sendiri. Di satu
sisi lain, gurulah yang menjadi pilar serta contoh bagi para anak didik untuk
membentuk watak serta karakter agar bisa menanamkan sikap nasionalisme.
Nasionalisme
mempunyai arti yaitu sebuah sifat yang ada di diri manusia yang diberikan
kepada bangsa dan negara sebagai bentuk membela, cinta tanah air dan rela ber korban.
Jiwa nasionalis akan terbentuk jika ada yang mengganggu dirinya di masyarakat,
contoh lainya yaitu ketika terdapat ancaman dari luar maka sebagai pendidik
sekaligus warga negara akan tumbuh rasa membela dan mempertahankan segala
ancaman yang ada. Sebagai bangsa yang mempunyai banyak keberagaman suku dan
budaya, dengan semangat untuk selalu menumbuhkan jiwa patriot dan rasa
setiakawan yang akan menambah semangat kebangsaan.
Disisi lain seorang guru mimiliki tantangan
yang sangat besar terhadap masalah yang ada tersebut, antara lain sebagai
berikut :
1.
Berkembangnya Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK), guru harus dapat menguasai serta menggunakanya dengan baik
dan bijak terutama pada pendidikan yang mana digunakan untuk pembelajaran online (daring).
2. Adanya
krisis moral dan pengaruh globalisasi yang menjadikan gesernya nilai-nilai
tradisional ataupun nilai-nilai dalam masyarakat penyebab globalisasi.
3. Krisis
sosial, seperti halnya yang banyak terjadi pada akhir-akhir ini yaitu
kriminalitas, kekerasan, banyak terjadi kasus pencabulan dan masih banyak lagi.
4.
Banyak tersebarnya berita hoaks atau
peristiwa yang tidak jelas kebenaranya, hal itu juga mengakibatkan anak muda
timbul rasa bingung dan tidak percaya terhadap negara.
Dilihat dari tantangan yang ada tentunya
harus di adakanya strategi untuk pelan-pelan merubah, membimbing, membentuk,
mengajarkan serta menginspirasi siswa supaya menambah rasa cinta tanah air
diantara lain :
1. Menanamkan
nilai-nilai luhur yang terkandung dalam
Undang-Undang
Dasar 1945 yaitu sikap rasa cinta tanah air dengan melalui pengajaran
Pendidikan kewarganegaraan untuk menciptakan manusia sesuai dengan sikap
nasionalisme.
2. Mengajarkan kepada siswanya untuk membeli atau
menggunakan barang produk buatan dari dalam negeri. Dengan begitu secara tidak
sadar bahwa di dalam negri saja mampu
menciptakan
karya, barang, kerajinan yang tak kalah bagusnya ditimbang produk buatan luar
negri.
3. Guru
sebagai pendidik dapat mengadakan ekstrakulikuler atau kegiatan lain yang dapat
menumbuhkan rasa nasionalisme seperti, diadakanya upacara bendera memperingati
hari-hari spesial, mengajak siswa berpartisipasi dalam lomba – lomba pendidikan
kewarganegaraan nasional, atau mengajak siswa untuk saling berdiskusi membahas
seputar nasionalisme, dampak – dampak yang terjadi jika terpengaruh oleh budaya
asing.
4. Menghargai jasa para pahlawan, dengan cara menceritakan ulang sejarah bagaimana gigihnya para pahlawan memperjuangkan dan membela bangsa ini hingga merelakan nyawanya, atau bisa juga mengajak siswa untuk mengunjungi museum para pahlawan sebagai pengetahuan serta pengalaman mereka.
Dibalik berbagai strategi – strategi yang ada diatas, dibuat untuk mempermudah guru supaya bisa mendidik serta membimbing siswa mencintai negeri, tanah air ini dalam maraknya globalisasi yang ada. Seorang guru tidak hanya mengandalkan strategi diatas atau bahkan sekedar menyuruh siswa untuk melaksanakanya, tetapi dimulainya dulu dari dalam diri guru supaya bisa menyaring peristiwa negatif yang ada dengan tetap mempertahankan rasa cinta tanah air yaitu sikap nasionalisme. Karena percuma, jika guru hanya menyuruh siswanya untuk tetap mempertahankan rasa nasionalisme sedangkan dirinys sendiri yang mana sebagai pilar itu tidak mencontohkah bahkan tidak mengamalkanya pada kehidupan sehari-harinya.
C. Kesimpulan
Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada siswa. Meski adanya tantangan tersebut guru harus tetap menjadi contoh serta panutan penggerak utama siswa untuk menumbuhkan sikap nasionalisme dalam berbagai strategi. Oleh karena itu mrnjadi seorang guru sangat tidak mudah, karena tidak hanya mengajarkan tetapi juga guru harus mengamalkanya dalam kehidupan sehari – hari agar siswa dapat meniru pilar yang baik di tengah tantangan globalisasi.
Pesan Inspiratif
Pada tanggal 25 November ini akan merayakan sosok paling berjasa, yang terus membawa anak bangsa menuju kesuksesan. Di ucapkan terimakasih kepada seluruh guru maupun pendidik yang tak pernah henti membimbing siswa menjadi anak hebat yang tetap mengamalkan nilai–nilai bangsa.
Dedikasi guru harus tetap bercahaya untuk
terus menuntun Indonesia menuju masa depan yang cerdas, kreativitas, dan
bermartabat.
0 Comments