Nama : Fentika
Ardani
NIM :
20325021
Kelas : PGMI-A
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Dr. H. Mukhlisin. M. Ag.
TUGAS ESSAY HARI GURU
A. Latar
Belakang
Perkembangan
teknologi digital di era sekarang yang begitu pesat menciptakan adanya inovasi
berupa Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan, yang
sekarang telah diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, salah satunya dalam
proses pembelajaran. AI bukan hanya sekedar media penyelesaian atau solusi
dalam sebuah permasalahan, tetapi juga digunakan sebagai sarana reverensi yang
dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas belajar mengajar.
Dengan adanya AI di era modern seperti saat ini diharapkan dapat membantu guru
dalam menciptakan strategi pembelajaran yang lebih adaptif, personal dan
relevan dengan kebutuhan peserta didik saat ini.
Namun,
pemanfaatan AI dalam dunia pendidikan juga menimbulkan adanya berbagai
tantangan dan peluang. Sekarang ini banyak guru yang belum memiliki pemahaman
mendalam tentang cara memanfaatkan AI secara optimal. Selain itu, di beberapa
wilayah penyebaran infrastruktur seperti teknologi dan pendidikan masih kurang
merata. AI bukan hanya memberikan berbagai tantangan tetapi juga memberikan
peluang yang dapat di manfaatkan, seperti memberikan banyak reverensi tentang
informasi yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
Dalam
rangka memperingati Hari Guru Nasional 2025 yang mengusung tema “Guru Hebat
Indonesia Bermartabat di Era Digital” kedudukan guru tidak dapat digantikan
oleh teknologi. Justru di era kecerdasan buatan, guru itu dituntut untuk bisa
beradaptasi, berinovasi dan menjadi penggerak utama dalam pemanfaatan AI secara
bijak dan beretika. Oleh karena itu, pembahasan mengenai penggunaan AI dalam
pembelajaran dan peluang yang di berikan menjadi sangat penting, khususnya
dalam memperkuat peran guru sekaligus menjaga martabat pendidikan di Indonesia.
B. Isi
Pemanfaatan Artificial Intelligence
dalam pembelajaran membawa pengaruh yang besar pada dunia pendidikan di
Indonesia. Jika dilihat dari sudut pandang pendidikan, AI menawarkan peluang
yang besar untuk meningkatkan kualitas belajar melalui penyesuaian
individu. Melalui sistem pembelajaran
yang adaptif misalnya, bisa dilakukan dengan menggunakan metode pembelajaran
berbasis teknologi untuk menyesuaikan materi dan pengalaman belajar secara
individual bagi setiap siswa berdasarkan kebutuhan, kecepatan dan kinerja
mereka. Hal ini memungkinkan setiap siswa untuk dapat berkembang sesuai dengan
kecepatan dan caranya masing-masing, sehingga perbedaan kemampuan dalam setiap
kelas bisa di minimalisir. Bagi pendidik, adanya teknologi ini bisa membantu
untuk mengerjakan tugas misalnya penilaian otomatis, analisis hasil belajar,
atau membuat laporan perkembangan siswa, sehingga guru bisa fokus pada
interaksi dan pembinaan karakter.
Namun, penggunaan AI juga dapat mengubah
cara kerja dan keahlian yang dibutuhkan oleh guru. Di sini guru tidak hanya
menyampaikan materi, tetapi juga harus menjadi fasilitator, pengelolaan sumber
belajar dan pembimbing dalam penggunaan teknologi secara bijak. Jika guru tidak
bisa memahami dan menguasai teknologi, AI bisa menambah kesenjangan antara guru
yang sudah terbiasa dengan teknologi dan yang belum terbiasa. Secara
keseluruhan, AI masih memiliki potensi besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan
jika diterapkan dengan tepat. Kolaborasi antara guru dan teknologi bisa
menghasilkan pembelajaran yang lebih inovatif, efektif dan sesuai dengan
kebutuhan zaman. Intinya terletak pada kesiapan manusia itu sendiri, khususnya
guru, dalam menggunakan AI sebagai alat bantu bukan pengganti peran mereka.
Dengan kemampuan digital yang cukup serta dukungan infrastruktur yang memadai,
AI bisa menjadi peluang besar untuk mewujudkan pendidikan Indonesia yang lebih
maju dan bermartabat.
Untuk memanfaatkan penggunaan AI dalam
proses belajar mengajar, diperlukan beberapa strategi yang bisa diterapkan di
berbagai tingkatan, mulai dari guru, sekolah, hingga pemerintah. Strategi yang
pertama adalah pengembangan program pelatihan digital yang sesuai dengan
kebutuhan guru. Program ini tidak hanya mengajarkan bagaimana cara menggunakan
aplikasi AI, tetapi juga memahami etika digital, keamanan data, serta cara menggabungkan
AI dalam perencanaan mengajar. Guru perlu diberikan pelatihan agar bisa
mengoperasikan teknologi secara efisien sebagai alat bantu mengajar, bukan
sekedar alat otomatis.
Yang kedua adalah pentingnya membuat kebijakan
pendidikan berbasis AI yang bersifat lokal. Kebijakan ini harus disesuaikan
dengan karakteristik siswa di Indonesia, seperti kurikulum nasional, budaya
setempat, dll. Hal ini agar teknologi yang digunakan tidak hanya berasal dari
luar negeri yang kurang relevan dengan situasi belajar-mengajar di Indonesia.
Dengan mengembangkan AI lokal, sekolah bisa memastikan data siswa disimpan
dengan tepat sekaligus mendorong kolaborasi antara pendidik, siswa dan perusahaan
teknologi dalam negeri.
Selanjutnya, sekolah wajib menerapkan
kebijakan perlindungan dan pengelolaan data yang terstruktur. Pemanfaatan AI
harus diiringi dengan mekanisme persetujuan dari orang tua, pengaturan akses
data, serta sistem keamanan yang memastikan informasi siswa tidak
disalahgunakan. Transparansi mengenai bagaimana data dikumpulkan, diproses dan
digunakan juga harus menjadi bagian penting dalam membangun kepercayaan dalam
penggunaan teknologi.
Yang terakhir adalah memperkuat kerja sama
antara guru dan teknologi sebagai model pembelajaran yang baru. AI bisa
mengambil alih pengelolaan data, sementara guru tetap fokus pada pengembangan
karakter, pendampingan emosional, serta interaksi manusiawi yang sangat penting
dalam proses pendidikan. Hal ini menekankan bahwa teknologi itu bukan pengganti
dari seorang guru, melainkan alat yang memperkuat kualitas pembelajaran.
Dengan menggabungkan pelatihan digital
yang tepat, kebijakan data yang kuat, inovasi AI lokal, serta kolaborasi antara
guru dan teknologi, pendidikan Indonesia bisa mengalami penguatan dalam hal
efisiensi, humanis dan inklusif. Gagasan-gagasan ini diharapkan bisa menjadi
dasar untuk menghadirkan pembelajaran berbasis AI yang tetap menghargai peran
guru dan keutuhan nilai kemanusiaan dalam pendidikan.
Melihat perkembangan teknologi saat ini,
saya menyadari bahwa kehadiran kecerdasan buatan dalam dunia pendidikan bukan
lagi sesuatu yang hanya dibicarakan di masa depan, melainkan sudah menjadi
bagian dari proses belajar sehari-hari. Saya sering bertanya kepada diri saya
sendiri, apakah teknologi ini benar-benar bisa membantu anak didik menjadi
lebih pintar, atau justru malah mengurangi peran manusia dalam belajar?.
Dari pengalaman pribadi, saya pernah
menggunakan aplikasi AI untuk membantu memahami materi perkuliahan. Saya merasa
ada banyak manfaat dari adanya teknologi ini. Penjelasannya cepat dan sesuai
dengan apa yang saya butuhkan, sehingga membuat saya bisa memahami materi yang
sebelumnya dirasa sulit. Namun, saya juga melihat bahwa jika tidak ada kemauan
dan disiplin diri, teknologi bisa membuat saya terlalu bergantung. Dari
pengalaman itu, saya menyadari bahwa yang terpenting bukanlah seberapa canggih
teknologi yang digunakan, melainkan bagaimana cara kita memakai dan
memanfaatkannya.
C. Kesimpulan
Menggunakan
teknologi Artificial Intelligence dalam proses belajar mengajar
memberikan peluang besar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
AI bisa membuat pembelajaran lebih sesuai untuk setiap siswa, lebih efisien dan
lebih fleksibel. Teknologi ini juga bisa membantu guru dalam pekerjaannya
seperti menganalisis hasil belajar, serta menyediakan bahan ajar yang lebih
beragam. Namun, penerapan AI di dunia pendidikan masih menghadapi beberapa
tantangan, seperti kurangnya pemahaman guru tentang teknologi, kesiapan sarana
pendukung, serta perlunya menjaga keaman data siwa.
Oleh
karena itu, penggunaan AI dalam pendidikan harus disertai dengan pelatihan
digital bagi para guru, kebijakan pendidikan yang sesuai dengan kondisi di
Indonesia, serta kerja sama yang baik antara teknologi dan peran manusia. Pada
dasarnya, AI hanya merupakan alat bantu, bukan sebagai pengganti guru. Kualitas
pembelajaran tetap ditentukan oleh kemampuan guru dalam mengajar, membimbing
dan menjaga nilai-nilai kehidupan manusia dalam proses belajar. Dengan cara
yang bijak, AI bisa menjadi peluang besar untuk mendorong perkembangan
pendidikan di Indonesia tanpa mengurangi peran dan martabat seorang guru.
0 Comments