Nama : Zulfatun Naila
NIM :
20325032
Kelas : PGMI A
Perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi memberikan perubahan yang signifikan dalam
berbagai bidang kehidupan manusia. Dalam bidang komunikasi, media sosial sudah
menjadi bagian yang tak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Hampir semua
kalangan usia menggunakan media sosial, mulai dari Generasi Milenial, GenZ,
hingga Gen Alpha dan tidak terkecuali siswa. Munculnya platform seperti
Instagram, TikTok, YouTube, Twitter bukan hanya sekedar sarana hiburan dan
bermain, akan tetapi juga dijadikan media komunikasi, sarana belajar, sumber
informasi utama, dan bahkan menciptakan lapangan pekerjaan baru yang semula
tidak ada seperti konten kreator. Namun disamping manfaat tersebut fenomena cyberbullying, hate speech, hoax,
perilaku konsumtif menjadi tantangan besar terutama bagi dunia pendidikan dalam
membentuk karakter dan moral baik siswa, media sosial menjadi faktor besar
penyebab turunnya moral, karakter dan prestasi siswa.
Peringatan
Hari Guru Nasional 2025 dengan tema “Guru Hebat, Indonesia Bermartabat di Era
Digital” adalah momentum reflektif untuk menekankan kembali bahwa tugas guru di
era digital seperti sekarang tidak hanya sekedar mengajar dikelas, tetapi guru
juga harus mampu menjadi kontrol siswanya agar bijak dalam menyikapi derasnya
arus informasi dan pengaruh media sosial yang tidak selamanya baik.
1.
Media Sosial dan Tantangan Moral di Kalangan siswa
Media sosial memberikan kemudahan akses informasi siswa tanpa batas ruang dan waktunya yang menjadi penghambat. Namun, disisi lain media sosial dapat menjadi senjata yang mematikan apabila tidak digunakan dengan bijak. Beberapa dampak negatif yang umum terjadi antara lain:
- Turunnya Kualitas Belajar
Banyak siswa yang lebih banyak menghabiskan waktunya untuk bermain media sosial dan melupakan aktivitas belajar yang seharusnya menjadi kewajiban seorang pelajar, distraksi dari media sosial juga menjadi faktor utama siswa tidak fokus ketika proses belajar. Hal tersebut prestasi akademik siswa.
- Ancaman Moral dan Perilaku Menyimpang
Tidak sedikit siswa yang berperilaku menyimpang hanya karena itu merupakan trend di media sosial. Hal ini dilakukan semata-mata untuk mendapatkan validasi berupa like, follow, dan komen dari pengguna media sosial lain.
- Cyberbullying
Banyak siswa menjadi korban atau pelaku cyberbullying tanpa mengetahui dampak yang di alami sangat mengerikan. Komentar negatif dan penyebaran aib dapat menurunkan rasa percaya diri siswa, depresi atau kemungkinan terburuk korban dapat berakhir bunuh diri.
- Penyebaran berita bohong(hoax)
Derasnya arus informasi menyebabkan banyak informasi masuk tanpa diverifikasi kebenarannya. Kurangnya kemampuan berpikir kritis member siswa mudah mempercayai setiap informasi dan menyebarkan kembali yang dapat memperkeruh keadaan.
2. Guru sebagai Pendidik dan Teladan Digital
Menjadi guru yang hebat di era digital bukan hanya harus melek teknologi tetapi juga harus menjadi role model digital bagi siswanya dalam memberikan contoh nyata tentang bagaimana etika bermedia sosial yang baik dan benar. Guru yang mamp mengelola akun media sosialnya dengan baik cenderung membuat siswa berperilaku sama dengan gurunya sebagai bentuk menghormati dan mencontoh perilaku guru. Tak hanya itu, guru juga harus menanamkan kemampuan literasi digital kepada siswa, yaitu bagaimana cara menganalisis, mengevaluasi dan membat konten digital secara bertanggung jawab, serta mengverifikasi konten yang diterima sebelum menyerbarluaskan. Dengan begini siswa belajar bukan hanya menjadi pengguna media sosial yang aktif tetapi juga beretika.
3. Strategi Guru Menuntun Siswa agar Bijak di Media Sosial
Beberapa strategi yang dapat diterapkan guru untuk menangkal dampak negatif media sosial agar menjadi lebih terarah antara lain:
- Menggunakan Media Sosial sebagai Sarana Edukatif
Guru dapat membuat video pembelajaran dan mengunggahnya di beberapa platform media sosial seperti Youtube atau TikTok. Dengan ini, guru tidakk hanya mengimbangi kebiasaan bermedia sosial siswa tetapi juga menjadikan media sosial sebagai ruang belajar yang menyenangkan.
- Menerapkan Literasi Digital dalam Pembelajaran
Guru dapat mengajak siswa berdiskusi tentang berita hoax, bagaimana mengidentifikasinya, ata bahkan membahas tentang etika digital. Dengan cara ini siswa tidak hanya mengetahui cara bermedia sosial tetapi juga memahami setiap dampak dan tanggung jawab tindakan dalam dunia maya.
- Melakukan Kolaborasi dengan Orang Tua
Supaya upaya menangkal dampak negatif lebih optimal, guru perlu berkolaborasi dengan orang tua agar pengawasan anak dirumah juga maksimal. Guru juga memberikan edukasi terkait dampak negatif media sosial dan pentingnya komnikasi terbuka dengan anak.
4. Refleksi: Guru sebagai Penuntun Karakter Digital
Menjadi guru di era sekarang membutuhkan keikhlasan dan ketangguhan luar biasa, karena guru tidak hanya mendidik siswa di sekolah tetapi juga harus menjaga moral siswa ditengah kebebasan bermedia sosial. Disini setiap tindakan guru menjadi contoh bagi siswa, sehingga menjadi seorang guru sangatlah tidak mudah dan perlu pengabdian tinggi.
Guru yang hebat adalah mereka yang mampu menginspirasi tanpa menakuti dan menghakimi siswanya. Di era banyaknya konten negatif yang dengan mudah tersebar, guru menjadi penerang siswanya. Guru yang hebat bukan mereka yang menyerah pada perubahan tetapi mereka yang mampu beradaptasi pada pembaruan yang ada.
Pada akhirnya peran guru memang tidak dapat tergantikan ditengah kecanggihan teknologi yang ada. Media digital mungkin dapat memberikan informasi yang lebih lengkap dari pengetahuan yang dimiliki seorang guru, namun nilai-nilai kehidupan dan ajaran moral hanya bisa didapat dari jasa seorang guru. Peringatan Hari Guru Nasional mengingatkan bahwa semakin berkembangnya zaman, peran guru semakin penting dan tidak dapat tergantikan oleh alat canggih manapun.
Menangkal dampak negative media sosial bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukan hal yang tidak mungkin. Dengan adanya kerja sama antara guru dan orang tua, dampak negatif tersebut lebih bisa diminimalisir sehinngga dampak positif dapat dimanfaatkan dengan optimal.
Guru yang bijak tidak hanya mengajar di kelas, tetapi juga di dunia maya.
0 Comments