Pearan Guru Sebagai Teladan Literasi Digital dalam Membentuk Generasi Muda yang Cerdas dan Beretika

NAMA       : Lazinatul Khafifah

NIM           : 20325015

KELAS      : PGMI.A

       Di zaman sekarang ini, teknologi sudah sangat akrab dengan kehidupan sehari-hari. Mulai dari anak-anak yamg suka bermain game online hingga remaja yang suka berkomunikasi menggunakan media sosial, bahkan kalangan orang dewasa dan tua pun menggunakan media sosial ataupun teknologi untuk melakukan komunikasi antar individu maupun kelompok yang sekarang sudah cepat dan praktis digunakan. Namun, di balik kemudahan mengakses teknologi yang cepat dan praktis ini, ada beberapa dampak resiko seperti penyebaran berita palsu atau hoaks, kekerasan siber, dan ketergantungan berlebihan pada perangkat elektronik seperti gadget. Literasi digital yaitu, kemampuan untuk mengakses, memahami, mengevaluasi, dan menciptakan onten digital secarasecara benar dan etis, menjadi peran penting agar generasi muda tidak tersesat di dunia maya. Tanpa bimbingan yang tepat, mereka bisa jadi korban atau bahkan pelaku yang melakukan hal-hal negatif di internet. Selain itu, literasi digital juga melibatkan kesadaran tentang dampak teknologi terhadap kesehatan mental, seperti kcanduan gadget yang menggangu pola tidur, serta menggangu interaksi sosial. Maka dari itu kita harus tau bagaimana kita belajar mengatur penggunaan gedget itu sangat penting untuk diri kita ataupun kesehatan kita. Topik yang saya bahas saat ini sangatlah relevan ketika kita sedang memperingati Hari Guru Nasional yang jatuh pada 25, November di Indonesia. Hari ini bukan hanya kesempatan untuk kita menghormati jasa para guru tetapi, juga momen penting untuk merefleksikan peran mereka dalam membentuk masa depan bangsa. Guru bukan hanya pengajar ilmu pengetahuan, tetapi juga teladan dalam sikap dan pikiran. Dalam konteks literasi digital ini, guru memiliki peran sangat besar untuk menjadi contoh bagi siswanya. Jika guru senduru belum menguasai dunia digital, bagaimana ia bisa membimbing anak didik diera digital saat ini? Oleh karena itu, esai ini akan membahas bahwa guru harus menjadi teladan dalam literasi digital, dengan adanya analisis yang jelas, ide-ide kreatif dan inovatif, serta refleksi berdasarkan pengalaman, agar generasi muda menjadi generasi penerus digital yang cerdas dan bertanggung jawab. Peringatan Hari Guru Nasional ini juga mengigatkan kita bahwa guru adalah sebagai pilar pendidikan yang harus terus adabtis, tidak hanya dengan materi teori-teori pembelajaran, tetapi juga dengan perkembangan dan bukti nyata dengan menggunakan teknologi saat ini yang sudah semakin berkembang dan terus berubah.

       Dilihat dari pendapat UNESO, literasi digital tidak hanya tentang kemampuan menggunakan teknologi seperti komputer, tetapi mencakup empat hal utama: akses ke teknologi, pemahaman informasi, keahlian mengevaluasi informasi secara kritis dan kemampuan membuat konten sendiri. Dalam hal ini, guru sebagai teladan harus menjadi contoh nyata baik didalam sekolah, maupun diluar sekolah. Seperti pada penggunaan YouTube untuk pembelajaran yang lebih menarik dan mendorong siswa belajar mandiri bukan hanya bergantung pada metode tradisiona yang bisa membuat generasi muda kurang siap untuk menghadapi dunia kerja diera digital. Literasi digital harus diintegrasikan dalam pembelajaran sehari-hari, contohnya melalui workshop memverifikasi informasi di internet atau proyek kerja sama dengan Google Classroom. Guru memliki kemampuan dalam dunia digital bisa membimbing siswa menjadi lebih kreatif dan inovatif, serta tau bagaimana kita menjaga data pribadi kita. Dari pengalaman pribadi, ada cerita tentang seseoramg guru senior yang belajar menggunakan aplikasin Khoot untuk ujian, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan dan tidak membuat siswa merasa terbebani dan menegangkan. Jika seseorang guru tidak menggunakan teknologi, siswa cenderung merasa bosan dan menghabiskan waktu di media sosial tanpa filter, yang justru menunjukkan bahwa kemampuan digital bisa meningkatkan semangat dan kepercayaan diri mereka. Meski adanya tantangan seperti akses internet yang tidak merata di daerah perdesaan, masalah ini bisa diperbaiki melaui pelatihan seperti Gerakan Litrasi Digital Nasional atau kursus online gratis. Selain itu, literasi digital bisa mencegah masalah sosial seperti bullying di dunia maya. Banyak sekolah besar telah menerapkan pendekatan ini, dan hasilnya siswa lebih kreatif, inovatif dan mampu menelaah berita yang benar dan tidak benar sehingga siswa tidak menjadi pelaku ataupun korban dalam contoh kasus bullying. Maka dari itu, siswa akan lebih siap menghadapi perubahan di era Industri 4.0. Jadi, peran guru bukanlah beban, melainkan investasi untuk masa depan. Guru juga bisa memberi inspirasi dengan berbagai pengalaman pribadi, seperti menggunakan aplikasi untuk mengatur waktu, jadwal kegiatan atau bekerja sama dengan teman dari luar negeri, sehingga siswa melihat manfaat nyata dari kemampuan digital di luar kelas yang tidak hanya dalam kelas.

       Secara keseluruhan, guru memiliki peran yang sangat penting. Sebagai contoh dalam dunita digital bagi anak muda, terutama di Hari Guru Nasional yang mengingatkan kita tetang usaha dan kesabaran guru. Dengan menganalisis aspek literasi digital, integrasi teknologi, dan pengalaman nyata, jelas bahwa guru yang paham dunia digital bisa membentuk siswa yang cerdas, beretika, kreatif, mandiri dan inovatif. Meski ada tantangan, solusinya bisa dicapai dengan kerja sama dan keterlibatan dari semua pihak. Jadilah pelopor untuk perubahan di tengah perkembangan teknologi yang semakin maju dan cepat. Mulai detik ini hari ini juga dengan langkah kecil, sedikit demi sedikit, seperti belajar mengenai aplikasi baru, dan lohat bagaimana hal itu bisa memberi inspirasi dan motivasi kepada siswa. Kepada generasi muda saat ini, jadilah generasi digital yang bertanggung jawab, besama-sama kita bisa menciptakan masa depan yang lebih cerah dan sehat di dunia maya dan menjadikan Indonesia maju. Ingatlah bahwa setiap langkah kecil literasi digital hari ini akan berdampak besar bagi generasi muda yang akan mendatang, memastikan bahwa pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga persiapan yang akan datang untuk menghadapi tantangan-tantangan diera global.

Post a Comment

0 Comments