Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Inovasi Pembelajaran Pada Kurikulum Merdeka Belajar.

Fakhri Aziz Baikhaki

Email: Fakhriazizbaikhaki@gmail.com

Pascasarjana Universitas Islam Negeri K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan

Pendahuluan

Kurikulum merupakan kerangka dasar yang merinci seluruh komponen pembelajaran dalam konteks pendidikan (Triwiyanto, 2022). Lebih dari sekadar program pembelajaran, kurikulum merangkum rencana strategis untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Terdapat sejumlah komponen yang terintegrasi dalam struktur kurikulum, termasuk mata pelajaran yang diajarkan, strategi pembelajaran yang diterapkan, bentuk penilaian, serta sumber daya pendidikan yang digunakan (Alvizar, 2023). Tujuan utama dari kurikulum adalah

memberikan panduan yang jelas bagi pendidik dan peserta didik, membentuk arah dan fokus Ketika melihat komponen kurikulum secara rinci, kompleksitasnya menjadi nyata. Mata pelajaran yang diajarkan harus dirancang dengan cermat untuk memastikan bahwa mereka mencakup inti pengetahuan dan keterampilan yang dianggap esensial. Strategi pembelajaran, baik itu melibatkan metode eksperimen, diskusi, atau penerapan teknologi, juga harus dipilih dengan bijak agar sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik peserta didik(Johar & Hanum, 2021). Proses penilaian mencakup berbagai alat evaluasi untuk mengukur pemahaman

dan perkembangan peserta didik. Sumber daya pendidikan, seperti buku teks, perangkat lunak pembelajaran, dan fasilitas fisik, juga menjadi elemen krusial dalam mendukung implementasi kurikulum (Rahman, 2020)Kurikulum bukanlah entitas statis, sebaliknya ia mengalami evolusi seiring waktu(Aslan & Wahyudin, 2020). Kesinambungan perkembangan kurikulum mencerminkan respons terhadap

perubahan sosial, ekonomi, dan teknologi yang memengaruhi kebutuhan pendidikan. Penyesuaian terhadap perkembangan global dan lokal menjadi penting, dan kurikulum harus mampu mengintegrasikan elemen-elemen inovatif untuk menciptakan pengalaman belajar yang relevan dan bermakna (Rohmah et al., 2023). Dalam esensi, kurikulum tidak hanya menjadi panduan tetapi juga refleksi dari visi pendidikan suatu masyarakat, menentukan bagaimana pengetahuan dan keterampilan disampaikan, dievaluasi, dan diwujudkan dalam perjalanan pendidikan peserta didik (Suparman et al., 2021).Kurikulum Merdeka Belajar mewakili perubahan paradigma signifikan dalam pendidikan Indonesia dengan memberikan keleluasaan dan kebebasan kepada para pendidik (Angraini et al., 2023) Guru di bawah kurikulum ini tidak hanya dipandang sebagai penyampai informasi, tetapi juga sebagai perancang pengalaman pembelajaran yang unik sesuai dengan karakteristik peserta didik mereka (Susanti & Nurfitriyanti, 2018). Otonomi yang diberikan memungkinkan guru untuk menyesuaikan metode pengajaran, pemilihan bahan ajar, dan penilaian sesuai dengan gaya

belajar dan kebutuhan individual peserta didik. Hal ini tidak hanya menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih responsif, tetapi juga memotivasi guru untuk mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam praktik mengajar mereka.Kurikulum Merdeka Belajar menempatkan pembelajaran dalam konteks kehidupan sehari-hari peserta didik (Alfath et al., 2022). Fokus pada pembelajaran kontekstual bertujuan menciptakan pengalaman belajar yang tidak hanya terbatas pada penerimaan informasi, tetapi juga memberikan pemahaman mendalam yang dapat diaplikasikan dalam situasi nyata(Harisatunisa & Sauqi, 2023). Selain itu, kurikulum ini menekankan pengembangan kompetensi holistik, termasuk keterampilan abad ke-21 yang diperlukan dalam masyarakat modern (Thana & Hanipah, 2023). Guru diarahkan untuk membimbing peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kreativitas, kemampuan berkomunikasi, dan keterampilan kerja sama, sehingga mereka siap menghadapi tantangan masa depan.Kurikulum Merdeka Belajar mendorong penggunaan metode pembelajaran inovatif, termasuk pembelajaran berbasis proyek dan kolaboratif (Sari, 2020). Dengan merangkul teknologi pendidikan, guru dapat menciptakan suasana belajar yang dinamis dan menarik. Evaluasi berbasis kompetensi memastikan bahwa penilaian tidak hanya mengukur pengetahuan faktual, tetapi juga memperhitungkan keterampilan dan sikap yang dimiliki peserta didik

(Shafratunnisa, 2015) Perbedaan kurikulum merdeka belajar dengan kurikulum sebelumnya terdapat pada  kerangka dasar, kompetensi yang dituju, struktur kurikulum, pembelajaran, dan penilaian (Pratycia et al., 2023). Dalam aktif terlibat dalam Kurikulum Merdeka Belajar, seorang guru perlu menghadirkan inovasi dalam proses pembelajaran untuk memastikan efektivitasnya. Hal ini membutuhkan inovasi baru dalam merancang metode pembelajaran yang dapat menyesuaikan diri dengan kebebasan yang diberikan oleh kurikulum ini. Guru diharapkan dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang dinamis, relevan, dan dapat memotivasi peserta didik dalam mencapai tujuan pembelajaran. Inovasi pembelajaran merujuk pada pengembangan dan implementasi ide-ide baru dalam konteks pendidikan untuk meningkatkan efektivitas proses pembelajaran(Jihadi, 2023). Ini mencakup perubahan dalam metode, strategi, teknologi, dan pendekatan pembelajaran yang dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik, relevan, dan efisien. Inovasi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dengan mengintegrasikan elemen-elemen yang dapat merangsang pemikiran kreatif, berkolaborasi, dan beradaptasi dengan perkembangan zaman (Rahman et al., 2023). Dengan fokus ini, inovasi pembelajaran tidak hanya berkaitan dengan penggunaan teknologi, tetapi juga mencakup transformasi dalam desain kurikulum, evaluasi, dan interaksi guru-siswa.

Kreativitas Guru

Kreativitas dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) memiliki arti kemampuan untuk mencipta; daya cipta (Sunendar et al., 2016). Kreativitas merujuk pada kemampuan seseorang atau suatu kelompok untuk menghasilkan ide, konsep, atau solusi yang baru dan orisinal Ku(Marasabessy, 2019). Ini melibatkan kemampuan untuk berpikir di luar batas konvensional, menghubungkan ide-ide yang tidak lazim, dan menciptakan sesuatu yang baru atau memiliki nilai tambah. Kreativitas bisa muncul dalam berbagai bentuk, termasuk seni, ilmu pengetahuan, bisnis, teknologi, pendidikan, dan banyak bidang lainnya (Kahar et al., 2021). Kreativitas guru merujuk pada kemampuan seorang pendidik untuk menggunakan ide-ide kreatif dalam proses pengajaran dan pembelajaran (Tobing & Hasanah, 2021). Guru kreatif tidakhanya menyampaikan materi pembelajaran dengan cara yang konvensional, tetapi mereka juga mencari cara-cara baru untuk membuat pelajaran lebih menarik, relevan, dan efektif bagi siswa(Hidayat et al., 2020).

 Inovasi Pembelajaran

Inovasi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah penemuan baru yang

Berbeda dari yang sudah ada atau yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat) (Sunendar et al., 2016). Inovasi merujuk pada pengembangan dan penerapan ide-ide baru,Konsep, atau produk yang membawa perubahan positif dalam suatu konteks tertentu (Lestari, 52019). Inovasi dapat terjadi di berbagai bidang, termasuk teknologi, bisnis, kesehatan, dan Pendidikan. Inovasi melibatkan upaya untuk memecahkan masalah, meningkatkan proses, atau Menciptakan nilai tambah yang baru. Inovasi pembelajaran mengacu pada pengembangan dan implementasi ide-ide baru, Metode, atau pendekatan dalam konteks pendidikan untuk meningkatkan kualitas pengajaran Dan pembelajaran (Supriadi, 2018). Inovasi ini dapat muncul dalam berbagai bentuk, baik dalam Penggunaan teknologi, pendekatan pedagogis, atau perubahan dalam lingkungan belajar. Tujuan  Utama dari inovasi pembelajaran adalah menciptakan pengalaman belajar yang lebih efektif, Menarik, dan relevan bagi peserta didik (Uno & Mohamad, 2022).Inovasi pembelajaran memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas Pembelajaran, menciptakan lingkungan belajar yang lebih dinamis, dan mempersiapkan siswa Untuk menghadapi tuntutan masa depan dengan lebih baik (Liriwati, 2023). Dalam era Perkembangan teknologi yang cepat, inovasi pembelajaran terus menjadi area penelitian dan Pengembangan yang penting dalam dunia pendidikan

 Penutup

Fokus utama penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kreativitas guru

mempengaruhi inovasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar. Hasil penelitian nunjukkan bahwa kreativitas guru berpengaruh positif dan signifikan terhadap inovasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar. Temuan penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan yang berharga untuk pengembangan kreativitas guru dalam inovasi pembelajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar. Kurikulum Merdeka Belajar merupakan kurikulum yang menekankan kemerdekaan dalam berpikir di mana guru dan siswa bersama-sama menciptakan pembelajaran yang lebih produktif

dan aktif. Dalam Kurikulum Merdeka Belajar, guru diberikan kebebasan dalam cara mengajarnya, bukan hanya siswa yang diberikan kebebasan dalam cara belajarnya. Kurikulum ini memiliki

karakteristik berbeda dengan kurikulum sebelumnya, termasuk pengembangan soft skills dan karakter, fokus pada materi esensial, dan pembelajaran yang lebih fleksibel (Verniati et al., 2023).Inovasi pembelajaran merujuk pada pengembangan atau penerapan ide, metode, teknologi, atau pendekatan baru dalam proses pembelajaran dan pengajaran. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan relevansi pembelajaran dalam konteks yang terus berubah. Inovasi pembelajaran dapat mencakup penggunaan teknologi baru di kelas, pengembangan model pembelajaran yang lebih interaktif dan berbasis proyek, pendekatan personalisasi pembelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan individu, integrasi pembelajaran lintas disiplin, dan lainnya. Inovasi pembelajaran juga mencakup pengembangan strategi evaluasi yang lebih holistik dan berorientasi pada pemahaman yang mendalam serta penggunaan data untuk mempersonalisasi pengalaman belajar siswa. Secara keseluruhan, inovasi pembelajaran bertujuan menciptakan lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis, inklusif, dan relevan

dengan tuntutan zaman yang terus berubah. Kreativitas guru adalah kemampuan untuk menghasilkan ide-ide baru, solusi-solusi inovatif, dan pendekatan-pendekatan segar dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kreativitas ini muncul dalam berbagai bentuk, mulai dari cara menyajikan materi pelajaran,

menciptakan aktivitas yang menarik, hingga menyesuaikan pembelajaran dengan kebutuhan dan minat siswa.Penerapan kreativitas guru dalam pembelajaran bukan hanya tentang membuat kelas Lebih menarik, tetapi juga tentang membantu siswa mengembangkan keterampilan kritis, kreatif, badan inovatif yang dapat mereka terapkan dalam kehidupan sehari-hari dan di masa depan. Dalamkonteks ini, indikator inovasi menurut Oktaviani (2023) menjadi acuan penting dalam mengevaluasi sejauh mana kreativitas guru telah berdampak positif pad ainovasi pembelajaran. Guru yang kreatif menunjukkan peningkatan dalam menghasilkan produk baru yang belum ada sebelumnya, seperti materi pembelajaran interaktif dan alat bantu visual yang inovatif,

yang membuat proses belajar menjadi lebih menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Selain itu, mereka juga berhasil mengkreasikan proses dengan mengembangkan metode pengajaran baru yang lebih efektif, seperti penggunaan teknologi digital dan pendekatan pembelajaran berbasis proyek yang melibatkan siswa secara aktif. Dalam hal pengembangan produk, guru meningkatkan

kualitas materi ajar dan media pembelajaran yang sudah ada, sehingga lebih relevan dan menarik bagi siswa. Mereka juga terus memperbaiki proses pembelajaran dengan menambahkan sentuhan kreatif, seperti menggabungkan permainan edukatif dan simulasi, yang dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pembelajaran. Terakhir, guru-guru ini mengadopsi metode baru yang

belum pernah digunakan sebelumnya, seperti flipped classroom dan blended learning, yang memberikan pengalaman belajar yang lebih fleksibel dan personal bagi siswa. Dengan demikian, indikator-indikator ini menunjukkan bahwa kreativitas guru secara signifikan meningkatkan Inovasi dalam pembelajaran pada Kurikulum Merdeka Belajar.Dengan memperhatikan indikator-indikator inovasi pembelajaran ini, guru dapat menerapkan strategi yang efektif untuk meningkatkannya. Guru dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, meningkatkan kualitas pembelajaran, serta meningkatkan kreativitas guru. Sebagai hasilnya, akan terwujud sistem pendidikan yang lebih efisien, efektif,

dan berorientasi pada pelayanan yang berkualitas.

 Referensi

 Akbar, J. S., Dharmayanti, P. A., Nurhidayah, V. A., Lubis, S. I. S., Saputra, R., Sandy, W.,

Maulidiana, S., Setyaningrum, V., Lestari, L. P. S., & Ningrum, W. W. (2023). Model & Metode Pembelajaran Inovatif: Teori Dan Panduan Praktis. PT. Sonpedia Publishing Indonesia.

Alfath, A., Azizah, F. N., & Setiabudi, D. I. (2022). Pengembangan kompetensi guru dalam Menyongsong kurikulum merdeka belajar. Jurnal Riset Sosial Humaniora Dan Pendidikan, 1(2), 42–50.

Alvizar, A. (2023). Pola Modern Organisasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam. Idarah Tarbawiyah: Journal of Management in Islamic Education, 4(2), 115–130.

Angraini, L. M., Yolanda, F., & Lingga, L. J. (2023). Refleksi Pembelajaran Paradigma Baru Pada Kurikulum Merdeka. Community Development Journal: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 4(5), 9813–9819.

Aslan, A., & Wahyudin, W. (2020). Kurikulum dalam Tantangan Perubahan. Bookies Indonesia.

Harisatunisa, H., & Sauqi, C. (2023). Implementasi Pembelajaran Kontekstual Berbasis Budaya Lokal Penginyongan. Jurnal Kependidikan, 11(2), 211–225.

Jihadi, M. R. (2023). Pengaruh Teknologi Informasi Dalam Perkembangan Inovasi PendidikanDi Abad 21.

Johar, R., & Hanum, L. (2021). Strategi Belajar Mengajar: Untuk Menjadi Guru yang Profesional. Syiah Kuala University Press.

Mulyasa, H. E. (2023). Implementasi Kurikulum Merdeka. Bumi Aksara.

Pratycia, A., Putra, A. D., Salsabila, A. G. M., Adha, F. I., & Fuadin, A. (2023). Analisis Perbedaan

Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Merdeka. Jurnal Pendidikan Sains Dan Komputer, 3(01), 58–64. Rahman, F. (2020). Islam sejarah pemikiran dan peradaban. Al Mizan.

RIZKI, A. P. (2022). Kreativitas Guru Dalam Pembelajaran Akidah Akhlak Pada Peserta Didik MA. Riyadhus Shalihin Bunga Mayang Lampung Utara. Uin Raden Intan Lampung.

Rohmah, N. N. S., Narimo, S., & Widyasari, C. (2023). Strategi penguatan profil pelajar Pancasila dimensi berkebhinekaan global di sekolah dasar. Jurnal Elementaria Edukasia, 6(3),

12541269.

 

Post a Comment

0 Comments