Nama : Rizkana Maulidia
NIM : 20325020
Kelas : PGMI A
Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Muhlisin M. Ag.
Media sosial merupakan platform
digital yang memungkinkan penggunanya berinteraksi secara online, dan juga
berbagi konten. Media sosial telah menjadi bagian penting dari kehidupan
sehari-hari, terutama bagi generasi muda seperti siswa. Platform seperti WhatsApp,
Instagram, Tik Tok, Twitter, dan Facebook memungkinkan penggunanya untuk
berkomunikasi, berbagai informasi dan mengakses konten yang tersedia di
dalamnya. Namun, penggunaan media sosial bagi siswa seringkali tidak
berkonsekuensi karena bisa saja tanpa pengawasan dan edukasi yang tepat
sehingga mereka tidak menyadari dampak yang akan diterimanya. Pengaruh media
sosial di kalangan siswa telah meningkatkan secara pesat. Hal ini didorong
karena kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) membuat mereka mengakses
informasi dengan cepat dan lebih luas. Walaupun media sosial memberi dampak
positif seperti ketersediaan forum belajar, dan informasi yang luas, media
sosial juga bisa memberikan dampak negatif hingga gangguan kesehatan mental
serta penurunan produktivitas. Oleh karena itu, peran guru juga tidak hanya
berada di dalam pengajaran saja, tetapi juga harus bisa di dalam dunia digital.
Guru memiliki tanggung jawab penting dalam membantu siswa mengelola media
sosialnya, sehingga siswa dapat memanfaatkan media sosial mereka secara bijak.
Pada zaman sekarang, media sosial
sangat berguna bagi banyak orang. Terutama bagi para siswa dalam hal
pembelajaran. Ada beberapa manfaat media sosial yang dapat siswa gunakan untuk
menunjang aktivitas belajar mereka. Pertama, siswa dapat menggunakan media
sosial untuk mengakses informasi yang lebih luas dan cepat. Kedua, siswa dapat
menggunakan media sosial untuk mengakses video edukasi. Ketiga, siswa dapat
menggunakan media sosial untuk belajar bahasa luar dengan menggunakan aplikasi
seperti duolingo. Di aplikasi ini siswa bisa belajar bahasa luar dengan latihan
soal, latihan membaca, dan juga disertai dengan game. Jadi siswa bisa belajar
sekaligus bermain. Keempat, media sosial bisa menjadi alat komunikasi dan
kolaborasi. Siswa dapat menggunakan media sosial untuk berdiskusi bersama
temannya dengan cara bergabung dalam grup studi daring. Disana mereka bisa
berbagi catatan, saling membantu dalam hal pelajaran, berbagai informasi, dan
juga membantu dalam meningkatkan kinerja tim dan keterampilan komunikasi.
Namun, manfaat ini tidak langsung
datang dengan sendirinya. Perlu bantuan siswa untuk bisa membedakan mana konten
yang bermanfaat dan juga yang tidak bermanfaat, serta mengelola penggunaan
media sosial agar tidak mengganggu aktivitas utama siswa seperti belajar. Perlu
juga adanya peran guru dan pengawasan
dari orang tua. Banyak siswa yang masih di usia belum matang belum sepenuhnya
bisa mengelola media sosialnya dengan baik, sehingga sangat beresiko dalam
penyebaran informasi pribadi. Guru dapat mengintegrasikan pentingnya mengelola
media sosial ke dalam pembelajaran, seperti di dalam pelajaran bahasa
Indonesia. Guru bisa menyuruh siswa untuk menganalisis dampak positif dan
negatif media sosial. Media sosial juga sering menjadi tempat untuk penyebaran
berita palsu atau hoax, ujaran kebencian atau cyberbullying, serta juga konten
konten yang sangat tidak bermanfaat dan merugikan. Maka dari itu, guru harus
bisa mengajarkan siswanya untuk tahu mana berita yang benar dan berita yang
palsu. Siswa juga harus bisa melihat fakta sebenarnya. Guru juga perlu
memberikan sosialisasi ataupun pengajaran kepada siswa untuk belajar
berkomentar dan menjaga ketikan di dalam media sosial. Cyberbullying adalah
tindakan bullying atau perundungan yang dilakukan di media sosial. Seperti
mengancam, menyebarkan gosip yang tidak benar, mengutarakan komenan yang
menyakiti hati, dan masih banyak lagi. Hal ini bisa memicu terjadinya rasa
ketidakpercayaan kepada diri sendiri, terutama penurunan kesehatan mental.
Selain itu, resiko seperti cyber bullying memerlukan respons cepat. Guru perlu
dilatih untuk mengenali tanda-tanda seperti perubahan sikap siswa dan harus
bisa menjadi konselor yang baik untuk siswanya.
Selain itu, guru harus bisa
memberikan informasi terhadap siswanya tentang konten yang bijak dan konten
yang merugikan. Siswa yang kurang bisa dalam memilih konten dengan baik akan
terjatuh dalam konten tidak pantas yang ada di media sosial, yang dimana dapat
berpengaruh buruk terhadap siswa. Seperti kurangnya nilai moral dan etika,
menyebabkan kecanduan pornografi atau konten dewasa, buruk dalam mengontrol
emosi. Siswa yang usianya belum matang akan merasa penasaran dengan konten
tersebut, sehingga dia mencari tahu lebih mendalam tentang konten itu.
Akibatnya siswa bisa saja melakukan tindakan seperti yang dirinya lihat di
dalam konten tersebut.
Dampak negatif ini bisa juga terjadi
karena kurangnya pengawasan dari orang tua. Siswa yang belum matang secara
emosional juga bisa terjerumus karena keingintahuannya yang menarik dirinya ke
arah yang tidak benar. Guru perlu membangun kolaborasi yang baik bersama orang
tua siswa dalam mengelola sosial media anak mereka. Guru memberikan pengarahan
dan juga informasi terkait media sosial. Sehingga nantinya saat di lingkungan
keluarga, orang tua bisa menggantikan peran guru untuk memberikan arahan
tentang media sosial.
Penggunaan media sosial yang tidak
seimbang dapat di implikasikan dalam jangka waktu panjang bagi siswa. Jika
dilihat dari segi akademik siswa yang kecanduan dapat mengalami kesulitan dalam
berkarir di masa depan, karena dirinya kurang fokus, dan disiplin. Sehingga
bisa saja saat berkarir nantinya siswa akan kurang dalam mengelola waktunya dan
senantiasa terhanyut dalam media sosial. Hal ini bisa menyebabkan karir
tersebut hancur dan jatuh. Secara sosialnya mereka mungkin kesulitan dalam
membangun hubungan yang harmonis dengan masyarakat karena terbiasa interaksi di
media sosial. Biasanya kejadian ini terjadi oleh orang orang introvert, dalam
artian kurang bisa bersosialisasi atau suka menyendiri. Berinteraksi di media
sosial cocok untuk orang yang memiliki kepribadian ini. Namun dampak buruknya
yaitu dia akan kurang dalam berinteraksi di masyarakat. Kurang dalam membangun
hubungan yang harmonis.
Guru berperan dalam membantu siswa
mengelola media sosial di tengah pesatnya perkembangan teknologi.Penggunaan
media sosial bagi siswa memiliki pengaruh yang seimbang. Terdapat pengaruh
positif yang bisa bisa mengajarkan siswa tentang dunia luar secara bijak, dan
juga terdapat pengaruh negatif yang bisa menjerumuskan siswa ke arah yang
buruk. Sehingga perlu peran guru dan orang tua dalam mengawasi dan
mengkoordinir penggunaan media sosial terhadap siswa. Guru dapat membimbing
siswa untuk menggunakan media sosial dengan baik. Meskipun banyak tantangan
yang dihadapi, namun manfaatnya bisa berguna dalam jangka panjang dan
menjadikan investasi ini sangat berharga. Pihak sekolah juga perlu mendukung
guru dengan pelatihan dan juga sosialisasi agar mereka dapat menjalankan peran
ini dengan efektif. Dengan demikian, adanya peran guru dalam membantu siswa
mengelola media sosial.
0 Comments