Peran Guru dalam Menanamkan Nilai-Nilai Nasionalisme di Era Globalisasi

Nama : Rozita Handayani

Nim : 20325019

Kelas : PGMI A

Mata Kuliah : Ilmu Pendidikan

Nasionalisme merupakan nilai kebangsaan yang wajib dirawat dan dipertahankan agar bangsa Indonesia tetap berdiri kokoh, sekaligus tidak kehilangan akar sejarah dan identitasnya. Dengan adanya semangat kebangsaan yang kuat menjadi benteng kokoh bagi bangsa dalam menghadapi tantangan dan ancaman, baik yang muncul dari dalam maupun dari luar. Saat ini Indonesia berada dalam pusaran arus globalisasi yang memicu perubahan signifikan di bidang sosial, budaya, maupun teknologi. Kondisi tersebut menjadikan penanaman nilai-nilai nasionalisme semakin penting untuk bangsa Indonesia, terutama bagi kalangan muda.

Salah satu permasalahan yang tampak jelas adalah menurunnya semangat nasionalisme pada generasi muda yang disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk pengaruh budaya asing dan perkembangan teknologi digital. Banyaknya masyarakat Indonesia yang meniru budaya luar, baik dalam cara berpakaian yang terbuka, penyalahgunaan media sosial, hingga cara berpikir yang semakin individualistik sehingga kurang mencerminkan nilai-nilai nasionalisme kebangsaan. Pengaruh globalisasi telah memberikan dampak bagi bangsa Indonesia yaitu menurunnya rasa cinta terhadap budaya sendiri, kurangnya rasa sopan santun, serta rendahnya kepedulian sosial pada generasi muda. Salah satu cara yang dianggap efektif dan dinilai mampu dalam memperkuat kembali nilai nasionalisme adalah pembelajaran yang menekankan pentingnya sejarah serta pendidikan pancasila dan kewarganegaraan. Namun langkah tersebut masih belum sepenuhnya menumbuhkan nilai nasionalisme yang kuat dari dalam siswa.

Oleh karena itu, sikap nasionalisme harus terus-menerus ditanamkan kepada pemuda sebagai generasi penerus bangsa. Sikap kebangsaan merupakan pondasi penting bagi keutuhan negara dan masa depan Indonesia yang sangat bergantung pada sikap karakter para generasi muda. Tinggi rendahnya nilai nasionalisme suatu bangsa turut mencerminkan kualitas karakter bangsa tersebut. Dalam konteks pendidikan, guru memiliki peran penting dalam pembentukan karakter siswa dengan menanamkan nilai-nilai nasionalisme.

Rasa nasionalisme merupakan nilai yang wajib dimiliki setiap individu, terutama para pelajar, karena menjadi modal penting dalam keberlangsungan kehidupan berbangsa. Guru tidak hanya berkewajiban menyampaikan materi, tetapi juga harus mampu menciptakan suasana lingkungan belajar yang bermakna dan menyenangkan sehingga siswa dapat mendorong tumbuhnya karakter siswa. Oleh sebab itu, essay ini mengangkat tema “Peran Guru dalam Menanamkan Nasionalisme di Era Globalisasi” yang bertujuan untuk menganalisis dan menafsirkan tentang pentingnya peran guru dalam menanamkan nilai-nilai nasionalisme kepada para generasi penerus bangsa di era globalisasi, sehingga generasi muda dapat memiliki identitas nasional yang kuat dan mampu menghadapi tantangan global dengan tetap menjaga nilai-nilai kebangsaan.

Dalam proses pembelajaran, guru berperan sebagai motivator yang dapat menumbuhkan keberanian siswa untuk mengemukakan pendapat serta bertanggung jawab atas jawaban yang mereka sampaikan. Pembelajaran dengan metode diskusi kerap dilakukan karena memberi ruang kepada siswa untuk menyampaikan pandangan dan pendapatnya, sementara guru tetap berperan sebagai pengarah jika jawaban mereka kurang tepat. Keteladanan guru, baik melalui ucapan maupun tindakan, merupakan bagian penting dari proses pendidikan.

Peranan guru dalam menanamkan nilai-nilai positif tidak dapat tergantikan oleh media apapun. Oleh sebab itu, pemulihan jati diri siswa memerlukan contoh nyata yang hanya dapat dibiarkan seorang guru. Sebagai pendidik, guru dituntut untuk bekerja dengan niat tulus, penuh rasa syukur, dan keinginan untuk selalu memperbaiki diri. Sikap tersebut akan berdampak pada perkembangan peserta didik. Pendidik juga perlu menyadari bahwa manusia yang paling baik adalah mereka yang memberi manfaat bagi sesamanya. Tanpa peran guru, pembentukan nilai karakter dan pemulihan jati diri siswa tidak akan berjalan secara optimal. Selain menggerakkan semangat belajar, guru juga menjadi pengarah yang menuntun siswa menuju tujuan pembelajaran. Sebagai dinamisator, guru sejarah misalnya, menanamkan nilai bela negara untuk menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, kesadaran berbangsa, keyakinan pada pancasila, serta kesiapan berkorban bagi negara.

Strategi pembelajaran merupakan rencana yang disusun oleh guru agar proses belajar mengajar yang berjalan secara efektif dan bertujuan untuk membangun pendidikan yang berkualitas. Dalam menanamkan nilai nasionalisme, guru dapat memanfaatkan berbagai metode seperti ceramah bervariasi, diskusi, tanya jawab, dan penugasan atau pekerjaan rumah (PR). Di antara metode tersebut, metode diskusi dianggap mampu menginternalisasi nilai kebangsaan secara lebih efektif. Dalam metode diskusi siswa dapat menyampaikan pendapat, berbagi pengalaman, dan membangun pemahaman bersama tentang nilai-nilai kebangsaan melalui interaksi dan komunikasi yang efektif.

Bagian terakhir yaitu evaluasi yang menjadi langkah penting bagi seorang guru untuk menilai keberhasilan pembelajaran dan perubahan sikap siswa. Dalam kaitannya dengan nasionalisme guru berperan memastikan apakah nilai yang diajarkan benar-benar tercermin dalam perilaku sehari-hari siswa. Pelaksanaan upacara bendera setiap Senin menjadi salah satu sarana untuk menilai kedisiplinan dan sikap hormat siswa terhadap simbol negara. Jika ditemukan perilaku yang tidak pantas guru harus memberikan arahan dan teguran yang mendidik. Refleksi setelah upacara juga dapat digunakan untuk memperbaiki sikap siswa. Teknik-teknik tersebut dapat terus dikembangkan di dalam kelas agar siswa memiliki rasa ingin tahu terhadap sejarah, termasuk sejarah di lingkungan sekitar mereka. Motivasi yang diberikan guru turut mempengaruhi keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, bertanggung jawab, dan meningkatkan minat membaca semuanya merupakan bentuk nyata dari sikap nasionalisme.

Peran guru dalam di era globalisasi sangat krusial dalam tantangan yang berpotensi melemahnya jati diri bangsa Indonesia. Seorang guru bukan sekedar menyampaikan materi pelajaran secara faktual, namun guru harus mampu menjadi teladan dan motivator yang mendorong siswa untuk mengintegrasikan, mendalami, dan menerapkan nilai-nilai nasionalisme. Dengan adanya metode pembelajaran yang efektif dan variatif, seperti diskusi dan evaluasi yang baik, maka guru bisa membantu siswanya untuk menginternalisasikan nilai-nilai kebangsaan, meningkatkan kecintaan terhadap tanah air, serta menanggulangi pengaruh negatif dari budaya asing yang dapat menurunkan jati diri bangsa Indonesia. Keteladanan guru dalam kehidupan sehari-hari juga menjadi media efektif untuk membentuk karakter yang kokoh.

Selain itu, guru memiliki peran strategis sebagai evaluator yang mengamati dan menilai sejauh mana nilai nasionalisme yang diajarkan mampu terwujud dalam sikap dan perilaku siswa, baik disekolah maupun diluar sekolah. Oleh sebab itu, penguatan peran seorang guru sangat penting bagi generasi muda saat ini, agar nilai nasionalisme tetap terjaga dan berkembang ditengah derasnya arus globalisasi.

Post a Comment

0 Comments