Nurul Izza Kamila (20325026)
Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah,Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Universitas
Islam Negeri K.H Abdurrahman Wahid Pekalongan
izzakamilanurul@gmail.com
Dalam sebuah lingkup pendidikan terutama
disekolah dasar, seorang guru kelas memegang peranan yang sangat penting
daripada sekadar mengajarkan materi pelajaran. Guru tidak hanya bertugas
menjelaskan materi dalam buku pembelajaran atau hanya memberikan latihan soal
saja, tetapi juga sebagai pendidik yang dilihat setiap hari disekolah, di tiru
dan dijadikan contoh teladan yg baik bagi siswa. Pada usia anak sekolah dasar
dimana pada fase ini anak anak berada pada tahap perkembangan moral, sosial dan
emosional yang masih sangat sensitif. Mereka sedang berusaha untuk belajar
mengenal diri mereka sendiri, memahami orang lain dilingkungan sosial, serta
mengembangkan kebiasaan-kebiasaan baik yang kelak akan terbawa jika sudah
dewasa nanti. Oleh karena itu guru kelas bertanggung jawab besar dalam
membentuk karakter siswa, bukan hanya melalui ucapan atau nasihat saja
melainkan juga melalui tindakan, kebiasaan, dan juga interaksi sehari hari
dengan siswa.
Ketika
guru datang tepat waktu, berbicara dengan bahasa yang sopan, memiliki
kesabaran, atau mengakui kesalahan, mendengarkan siswa dengan penuh perhatian,
menanamkan nilai nilai kejujuran,tanggung jawab dan empati terhadap sesama, itu
merupakan salah satu strategi yang paling efektif yang bisa dilakukan oleh guru
kelas dalam membentuk kepribadian siswa melalui keteladanan. Jika guru
menanamkan sikap disiplin dan teladan
yang baik seperti di atas tentunya siswa yang masi diusia sekolah dasar
cenderung akan meniru dan mengamati apa yang dilakukan oleh gurunya, karena itu
sebisa mungkin guru harus bisa menjadi figur yang baik bagi para siswanya.
Selain
memberi contoh, guru kelas juga membentuk kepribadian siswa melalui penciptaan
lingkungan belajar yang positif dan suportif. Lingkungan kelas yang aman,
nyaman, dan bebas dari sikap merendahkan memungkinkan anak untuk berani
mencoba, berpendapat, dan mengekspresikan diri. Guru dapat membangun suasana
seperti ini dengan berbagai cara, misalnya memberikan pujian pada usaha, bukan
hanya pada hasil; menghindari hukuman yang mempermalukan; serta membuka ruang
dialog yang adil bagi setiap siswa. Ketika suasana kelas terasa hangat,
anak-anak akan lebih percaya diri, lebih berani mengambil inisiatif, dan lebih
berani mengakui kesalahannya tanpa takut dimarahi. Lingkungan seperti ini
sangat penting untuk membentuk kepribadian yang stabil dan posistif.
Strategi
lain yang tidak kalah penting adalah melatih tanggung jawab melalui kegiatan
sederhana dalam rutinitas kelas. Guru dapat memberikan tugas-tugas kecil yang
menumbuhkan rasa tanggung jawab, seperti menjaga kebersihan meja, merapikan rak
buku, atau menjadi ketua kelompok diskusi. Walaupun tampak sederhana, kegiatan
semacam ini mengajarkan bahwa setiap anak memiliki peran dan kontribusi dalam
lingkungan belajarnya. Tugas-tugas kecil tersebut juga menumbuhkan nilai-nilai
kedisiplinan serta kemampuan mengatur diri sendiri, dua hal yang sangat penting
bagi perkembangan karakter anak. Guru kelas juga perlu menerapkan pendekatan
komunikasi yang hangat dan empatik. Anak-anak di usia sekolah dasar sering kali
menghadapi konflik kecil, baik dengan teman maupun dengan pelajaran. Dalam
situasi seperti ini, guru berperan sebagai pendengar yang baik dan penengah
yang adil. Ketika guru mau mendengarkan keluhan siswa tanpa langsung
menghakimi, anak akan merasa dihargai dan lebih mudah memahami kesalahannya.
Kemampuan guru dalam memberikan respon yang bijaksana, lembut, tetapi tetap
tegas akan membantu anak mengembangkan kecerdasan emosional, yaitu kemampuan
mengenali dan mengelola perasaan diri sendiri maupun orang lain.
Strategi
yang juga efektif adalah mengintegrasikan nilai-nilai karakter dalam
pembelajaran sehari-hari. Tidak perlu membuat mata pelajaran khusus untuk
karakter; guru dapat memasukkannya ke dalam cerita, diskusi kelas, atau
kegiatan kelompok. Misalnya, ketika membacakan cerita rakyat, guru dapat
mengajak siswa membahas nilai moral yang bisa dipetik. Ketika siswa bekerja
dalam kelompok, guru bisa menekankan pentingnya kerja sama dan saling
menghargai. Dengan cara seperti ini, pendidikan karakter akan terasa alami dan
relevan dalam kehidupan siswa.
Selain
itu, guru juga dapat membentuk kepribadian anak melalui penguatan kebiasaan
baik yang dilakukan secara konsisten. Anak-anak di usia sekolah dasar belajar
melalui pengulangan. Jika guru terus membiasakan salam ketika masuk kelas,
meminta siswa mengucapkan terima kasih, atau mengajak mereka antre dengan
tertib, lama-kelamaan kebiasaan itu akan menjadi bagian dari diri siswa.
Konsistensi guru dalam hal-hal kecil akan berdampak besar dalam pembentukan
kepribadian anak di masa depan.
Tidak
kalah penting, guru perlu menjalin kerja sama dengan orang tua. Pembentukan
kepribadian anak tidak bisa dilakukan oleh sekolah saja. Ada nilai-nilai yang
perlu diterapkan secara berkelanjutan di rumah. Melalui komunikasi yang baik,
guru dapat memberi tahu orang tua mengenai perkembangan siswa, kebiasaan yang
perlu dibangun, atau perilaku yang perlu diperbaiki. Dengan demikian,
pendidikan karakter akan berlangsung lebih efektif karena anak mendapatkan
arahan yang sama dari dua lingkungan penting: sekolah dan rumah.
Perlu
disadari bahwa membentuk kepribadian siswa bukanlah tugas yang dapat
diselesaikan dalam waktu singkat. Ini adalah proses yang berkelanjutan, dan
setiap guru memiliki gaya serta cara masing-masing. Namun, inti dari semuanya
adalah bahwa peran guru kelas jauh lebih besar daripada sekadar menyampaikan
materi. Guru adalah pembuka jalan bagi anak-anak untuk mengenali dirinya
sendiri, memahami lingkungannya, serta mengembangkan nilai-nilai moral yang
akan menuntun mereka di masa depan. Dengan pendekatan yang penuh kesabaran,
keteladanan, dan strategi yang tepat, guru kelas dapat menjadi sosok yang
menginspirasi serta membentuk generasi muda yang berkarakter baik dan
bertanggung jawab.
0 Comments